 |
| Ilustrasi Murai Batu Mabung |
- Mabung/ngurak yakni siklus alami yang hendak di alami semua jenis burung tergolong Murai Batu. Pada dikala mabung, Murai Batu mesti istirahat total paling tidak selama 3 bulan.
Pada keadaan tersebut, Murai Batu mesti diberikan perawatan tambahan dan di istirahatkan total mudah-mudahan masa mabungnya sanggup berjalan dengan normal.
Mabung/ngurak yakni siklus alami burung yang terjadi setiap tahun untuk mengambil alih bulu-bulu yang sudah renta dengan bulu-bulu baru.
Saat akan memasuki masa mabung/ngurak umumnya Murai Batu menjadi lebih banyak diam, malas bunyi dan tidak aktif menyerupai biasanya. Perawatan khusus mabung dimulai setelah ada bulu-bulu kecil yang mulai rontok.
Berikut ini cara merawat Murai Batu pada dikala mabung/ngurak:
• Full kerodong
Tempatkan Murai Batu ditempat yang damai dan jauh dari bunyi burung fighter lain utamanya burung sejenis yang gacor. Jauhkan Murai Batu dari hal-hal yang sanggup mengusik proses mabungnya.
Buka kerodong pada pagi hari dan bersihkan kotorannya. Berikan pakan dan ganti air minumnya.
Angin-anginkan sebentar mudah-mudahan Murai Batu menghirup udara segar pagi hari dan terkena sinar Matahari pagi.
• Settingan Extra fooding (EF)
- Kurangi takaran donasi jangkrik, misal settingan hariannya 7/7 pagi/sore, dikurangi menjadi 3/3 pagi/sore.
• Porsi ulat hongkong (UH) ditambah menjadi 20/20 pagi/sore dari yang tadinya 3/3 pagi/sore mudah-mudahan bulu-bulunya cepat ambrol.
Taburkan irisan daun pandan didasar kandangnya selaku aroma terapi mudah-mudahan Murai Batu merasa rileks sehingga sanggup menyelesaikan proses mabungnya dengan sempurna.
• Mandi dan jemur
Pada dikala proses rontok bulu semestinya burung tidak perlu dimandikan setiap hari, cukup dimandikan sepekan sekali saja. Untuk penjemuran cukup dilaksanakan 15 menit saja saban hari pada jam 07.00 pagi.
• Pemasteran dan settingan dorong ekor
Setelah sebagian besar bulu-bulunya rontok dan bulu ekornya sudah berkembang beberapa cm, rubah settingan extra foodingnya dengan settingan dorong ekor.
- Tambah takaran donasi jangkrik menjadi 10/10 pagi/sore.
- Kroto segar diberikan saban hari dengan takaran 1 cepuk untuk sekali pemberian. Sebelum diberikan pada Murai Batu, olesi jangkrik dan kroto dengan minyak ikan apalagi dulu.
- Berikan buah pepaya selaku selingan untuk memadai keperluan vitaminnya. Tapi jikalau Murai Batu tidak mau makan buah, alternatifnya dengan menyediakan pakan buah dan sayuran pada jangkrik apalagi dahulu sebelum diberikan pada Murai Batu.
- Berikan juga kuning telur ayam kampung/bebek/puyuh sepekan sekali, caranya ambil kuning telur yang sudah direbus seperlunya saja, potong kecil-kecil lalu taruh dicepuk wilayah kroto.
- Mandi dan jemur tetap dilaksanakan menyerupai perawatan mabung.
- Tetap full kerodong dan tempel dengan burung-burung masteran untuk memperkaya bahan lagunya.
• Perawatan pasca mabung
Setelah semua bulu-bulu Murai Batu sudah berkembang tepat dan bulu ekornya juga sudah mentok, kerodong sudah sanggup mulai dibuka dan cukup dikerodong pada malam hari saja.
Mulai mandikan saban hari dan durasi penjemuran mulai ditingkatkan dari 15 menit menjadi 30 menit saban hari mulai jam 07.00 pagi. Setelah bulu-bulunya kering, atau sekitar dua bulan pasca mabung gres boleh dijemur lama.
Kembalikan settingan extra fooding (EF) menyerupai settingan hariannya sebelum mabung, dan tetap tempel dengan burung-burung masteran mudah-mudahan Murai Batu makin fasih merekam bunyi dari burung-burung masterannya.
Selama masa rekondisi, semestinya burung jangan ditrek dahulu selama dua bulan hingga Murai Batu sungguh-sungguh dalam keadaan prima.
Demikian sedikit isu ihwal cara merawat Murai Batu pada dikala mabung yang sanggup kami sampaikan pada postingan kali ini. Untuk isu lain seputar burung Murai Batu (MB), sanggup dibaca pada artikel yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Terima kasih