Ciri-Ciri Murai Kerikil Muda Hutan (Mh) Pancingan

Murai Batu (MB) memang sungguh menawan untuk dipelihara. Bentuk fisiknya yang menarik, gayanya yang atraktif, serta bunyi kicauannya yang sungguh merdu dan bermacam-macam menghasilkan banyak Kicau Mania kesengsem untuk memelihara burung petarung berekor panjang ini.

Karena harga Murai Batu (MB) yang telah jadi (gacor) terbilang cukup mahal, maka Murai Batu bakalan/muda hutan (MH) menjadi opsi banyak Kicau Mania lantaran harganya cukup terjangkau.

Selain harganya lebih terjangkau, Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan juga memiliki mutu yang lebih baik dari Murai Batu ternak kalau telah jadi (gacor), meskipun untuk menjadikannya gacor memerlukan waktu yang lebih usang dibanding Murai Batu ternak.

Tapi meskipun harganya lebih murah, berbelanja Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan bukan tanpa resiko, terlebih untuk burung yang belum ngevoer lantaran resiko kematiannya sungguh besar kalau kita hingga telat menampilkan pakan berupa jangkrik, kroto, dan ulat hongkong (UH). Apalagi banyak Murai Batu bakalan/muda hutan (MH) yang ditangkap dari alam liar dengan cara dipancing menggunakan mata kail yang biasa digunakan untuk memancing ikan.

Lalu bagaimana cara untuk mengenali kalau Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan yang hendak kita beli tersebut hasil pancingan atau bukan..??

Berikut ini beberapa ciri-ciri Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan hasil pancingan:

• Biasanya bulu-bulu Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan hasil pancingan terlihat lebih rapi dan utuh dibanding burung hasil jaringan, pikat atau jebakan pulut yang condong rusak dan tidak utuh.

• Perhatikan keadaan Murai Batu (MB) yang ada didalam sangkar ombyokan satu persatu secara teliti. Biasanya Murai Batu yang ditangkap dengan cara dipancing condong lebih banyak diam, tidak lincah dan terlihat tidak sehat.

• Murai Batu (MB) pancingan umumnya akan sering minum, mungkin lantaran Murai Batu tersebut merasa ada yang tidak tenteram atau mengganjal di tenggorokannya.

• Biasanya Murai Batu (MB) pancingan akan sering membuka paruhnya menyerupai burung yang sedang kepanasan meskipun cuaca tidak panas.

• Perhatikan badan dan warna badan Murai Batu (MB) bakalan tersebut, kalau tubuhnya terlihat kurus dan berwarna kehitaman maka sanggup disimpukan bahwa burung tersebut dalam keadaan tidak sehat dan sanggup saja lantaran hasil pancingan.

• Cara yang paling kerap dijalankan oleh para penggemar Murai Batu (MB) untuk mengenali apakah Murai Batu tersebut hasil pancingan atau bukan yakni dengan cara menampilkan jangkrik pada Murai Batu bakalan yang dicurigai hasil pancingan tersebut.

Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan hasil pancingan umumnya akan kesusahan untuk menelan jangkrik yang kita berikan lantaran tenggorokannya terluka akhir terkena kail pancing, dan umumnya mata kailnya masih tersangkut didalam tenggorokan Murai Batu bakalan tersebut sehingga menyebabkannya sulit untuk menelan jangkrik, dan kalau dipaksakan sanggup berakibat selesai hidup lantaran mata kail akan terdorong oleh jangkrik dan menghasilkan luka didalam tenggorokannya kian parah.

Itu sebabnya kalau kita perhatikan, rata-rata Murai Batu (MB) bakalan didalam sangkar ombyokan cuma diberikan ulat hongkong (UH) saja oleh para pedagang biar sanggup bertahan hidup lebih usang hingga laris dijual.

Baca juga:

Cara mengobati burung yang kena penyakit tetelo

Murai Batu Lampung semi yakni Murai Batu Palangka

Ciri-ciri fisik dan contoh ekor Murai Batu Medan

Demikian sedikit info ihwal "Ciri-ciri Murai Batu muda hutan (MH) pancingan". Untuk info lain seputar Murai Batu (MB), sanggup dibaca pada postingan yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan

Subscribe to receive free email updates:

PRIVATE GOOGLE SEARCH