Mengenal Jenis-Jenis Murai Watu Ekor Hitam Dari Pulau Sumatera

jenis murai kerikil ekor hitam dari pulau sumatra Mengenal jenis-jenis Murai Batu ekor hitam dari Pulau Sumatera
Murai Batu Ekor Hitam

- Murai Batu (MB) ekor hitam selama ini lebih dimengerti oleh sebagian Kicau Mania selaku Murai Batu yang berasal dari Nias dan Aceh. Tapi bekerjsama habitat Murai Batu ekor hitam tidak cuma ada di pulau Nias dan Aceh saja, namun ada juga di Lampung dan Pulau Mentawai, Sumatera Barat.


Masing-masing jenis Murai Batu (MB) ekor hitam memiliki ciri-ciri dan abjad yang berbeda-beda antara satu tempat dengan tempat lainnya.

Berikut ini jenis-jenis Murai Batu (MB) ekor hitam yang ada di Pulau Sumatera:

• Murai Batu Nias

Sesuai dengan namanya, habitat Murai Batu (MB) Nias cuma terdapat di Pulau Nias, Sumatera Utara. Di tempat asalnya, Murai Batu ini disebut Totohua yang dimengerti selaku burung pintar sebab bisa menirukan banyak sekali macam bunyi kicauan burung yang lain dengan segera dan fasih.

Suara kicauan burung Murai Batu Nias terdengar keras dan melengking dengan diselingi bunyi tembakan-tembakan kasar.

Panjang ekornya bisa meraih 20 - 25 cm yang berisikan enam pasang bulu ekor yang seluruhnya berwarna hitam polos. Warna hitam pada ekornya tersebut yang membedakan Murai Batu Nias dengan Murai Batu Medan.

• Murai Batu Sinabang/Simeulu

Sesuai dengan namanya, habitat dari Murai Batu ini ada di Pulau Simeulu, tepatnya di tempat Sinabang, Provinsi Aceh. Murai Batu Sinabang memiliki postur badan yang kecil dengan panjang ekor cuma sekitar 10 - 13 cm saja.

• Murai Batu Lasia

Habitat Murai Batu (MB) Lasia berada di Pulau Lasia, tidak jauh dari Pulau Simeulu, tepatnya di cuilan tenggara. Mungkin sebab masih satu kawasan (Aceh), bentuk fisik dan abjad Murai Batu Lasia tidak berlainan jauh dengan Murai Batu Simeulu.

Perbedaan yang paling menonjol ada pada ukuran tubuhnya, Murai Batu Lasia memiliki postur badan lebih besar dibanding Murai Batu Simeulu.

Pada bulu ekor Murai Batu Lasia terdapat noktah putih sempurna di ujung tengah ekornya, namun untuk keseluruhan warna ekornya didominasi warna hitam pekat. Ukuran panjang ekornya juga lebih panjang dari Murai Batu Simeulu, yakni sekitar 14 - 16 cm.

• Murai Batu Pagai/Mentawai

Jika Murai Batu (MB) Lasia memiliki karakteristik yang nyaris sama dengan Murai Batu Simeulu, maka untuk Murai Batu Mentawai memiliki kemiripan dengan Murai Batu Nias. Bahkan sebab sungguh mirip, kedua jenis Murai Batu ekor hitam ini nyaris tidak dapat dibedakan secara spesifik. Ada juga yang berasumsi jikalau Murai Batu Mentawai merupakan Murai Batu Nias yang dibawa ke kepulauan Mentawai, atau sebaliknya.

Tapi jikalau keduanya dijejerkan, maka akan terlihat jikalau ukuran badan Murai Batu Mentawai sedikit lebih kecil dari Murai Batu Nias. Sedangkan dari ukuran panjang ekornya juga bisa dibedakan. Murai Batu Mentawai rata-rata memiliki ekor berskala 13 - 15 cm, namun itu juga tidak dapat dijadikan kriteria yang niscaya sebab beberapa Murai Batu Mentawai juga ada yang ekornya meraih panjang 20 - 25 cm menyerupai Murai Batu Nias.

Murai Batu jenis ini banyak dijumpai di Pulau Pagai, salah satu dari empat formasi dari kepulauan Mentawai. Maka ada yang menyebutnya Murai Batu Pagai atau Murai Batu Mentawai.

• Murai Batu Lampuyang

Lampuyang merupakan nama suatu tempat di Pulau Breueh, Aceh. Murai Batu yang hidup di tempat ini lalu disebut Murai Batu Lampuyang dan merupakan salah satu jenis Murai Batu ekor hitam.

Ukuran badan Murai Batu Lampuyang mencakup sedang. Murai Batu ini cukup mudah dimengerti sebab pada bulu ekornya terdapat corak balak dibagian ujung bulu ekornya.

Murai Batu Lampuyang memiliki 6 pasang bulu ekor yang tebal dan kaku dengan ukuran yang cukup panjang, yakni sekitar 18 - 22 cm. Dari 6 helai bulu ekor tersebut berisikan 3 helai pada cuilan ujung belakang berwarna hitam, dan 3 helai lagi berwarna putih didekat pangkal kloaka. Semua jenis Murai Batu Lampuyang niscaya memiliki ciri-ciri tersebut.

Suara kicauan Murai Batu (MB) Lampuyang bervolume keras dan menekan dengan gaya tarung yang condong agresif. Maka tidak jarang dengan abjad tarung serta kesanggupan berkicau yang dimilikinya itu sanggup menghasilkan lawannya menjadi drop atau ngebetmen di saat dilapangan.

• Murai Batu Sabang

Dari semua jenis Murai Batu (MB) ekor hitam yang ada, jenis Murai Batu Sabang inilah yang paling jarang dijumpai untuk di saat ini. Pemerintah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) juga sudah melarang jual beli Murai Batu Sabang diluar dari kawasan NAD untuk mempertahankan populasinya biar tidak punah.

Habitat Murai Batu ini ada di Pulau Weh yang berlokasi di Laut Andaman, yakni pulau paling barat dari kawasan Aceh yang memiliki batas pribadi dengan Negara Malaysia, Thailand, dan Myanmar.

Murai Batu (MB) jenis ini condong memiliki kesamaan dengan Murai Batu Lampuyang, yakni dengan adanya corak balak pada bulu ekornya, namun kombinasi corak hitam putih pada ekor Murai Batu Sabang lebih bervariasi, ada yang tiga helai hitam dan tiga helai putih dan ada juga yang bercorak balak dengan empat helai hitam dan dua helai bulu berwarna putih.

Dengan teladan ekor menyerupai itu dan dengan ukuran ekornya yang panjang menjuntai sekitar 20 - 25 cm, performa fisik Murai Batu Sabang terlihat begitu gagah.

Baca juga:



Demikian sedikit warta mengenai jenis-jenis Murai Batu ekor hitam dari Pulau Sumatera yang sanggup kami sampaikan pada postingan kali ini. Untuk warta lain seputar burung Murai Batu (MB), sanggup dibaca pada postingan lainnya.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Subscribe to receive free email updates:

PRIVATE GOOGLE SEARCH