Tips Perawatan Burung Sikatan Jawa/Kipasan Bakalan Biar Cepat Bunyi

 sudah usang di kenal dan dipelihara oleh para Kicau Mania Tips perawatan burung Sikatan Jawa/Kipasan bakalan biar cepat bunyi
Burung Sikatan Jawa/Kipasan

- Burung Sikatan Jawa (Kipasan) sudah usang di kenal dan dipelihara oleh para Kicau Mania. Burung ini memiliki postur badan sedang, memiliki bunyi kicauan yang nyaring dan merdu, serta memiliki gaya yang khas yakni sering memekarkan seluruh bulu ekornya seumpama kipas.

Burung Sikatan Jawa (Kipasan) yakni burung pemakan serangga dan hewan-hewan kecil lainnya, jadi di saat kita pelihara, burung ini juga mesti diberikan extra fooding (EF) selain voer selaku pakan utanya untuk memadai keperluan proteinnya biar burung bersungguh-sungguh bunyi.

Baca juga: Tips perawatan burung SRDC biar bersungguh-sungguh bunyi

Pada ekspresi dominan kawin umumnya burung ini akan menghasilkan sarang berupa cawan berskala kecil, sehingga susah didapatkan oleh Manusia dan binatang predator.

Burung Sikatan Jawa (Kipasan) betina akan bertelur sebanyak 3-4 butir tetapi jarang sekali hingga sanggup menetas semua, terlebih pada di saat angin bertiup kencang lantaran telur-telur burung ini gampang jatuh di saat diterpa angin kencang. Hal itu di akibatkan lantaran ukuran sarangnya sungguh kecil dan tidak tertutup pada pecahan atasnya.

Anakan burung Sikatan Jawa (Kipasan) juga sering ditemui keluar dari sarangnya sehingga menawan perhatian binatang predator. Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab populasi burung ini di alam bebas kian sedikit, selain dari perburuan yang dilaksanakan Manusia.

Populasi burung Sikatan Jawa (Kipasan) di sekarang ini sudah kian langka dan sungguh jarang sanggup ditemui lagi. Padahal bertahun-tahun yang kemudian burung ini masih banyak ditemui dikebun-kebun disekitar pemukiman.

Perawatan burung Sikatan Jawa (Kipasan) bekerjsama sama seumpama perawatan burung kicauan jenis lainnya. Hanya saja burung ini gampang sekali depresi dan gampang mati apabila dirawat dari bakalan (tangkapan hutan).

Perawatan burung Sikatan Jawa (Kipasan) yang masih anakan lebih gampang dibanding burung cukup umur liar hasil tangkapan hutan, hal itu disebabkan lantaran burung Kipasan cukup umur tangkapan hitan sungguh susah untuk dilatih makan voer dan susah untuk dijinakkan serta susah menyesuaikan diri dengan lingkungan Manusia.

Tapi sayangnya burung Sikatan Jawa (Kipasan) anakan susah didapatkan dipasaran dan juga di alam bebas. Oleh lantaran itu, apabila ingin memelihara burung ini pilihannya yakni berbelanja burung Sikatan Jawa (Kipasan) cukup umur hasil tangkapan hutan.

Baca juga: Tips perawatan burung Kaso-Kaso bakalan biar bersungguh-sungguh bunyi

Berikut ini kiat perawatan burung Sikatan Jawa (Kipasan) bakalan biar bertahan hidup dan cepat bunyi:

• Untuk tahap permulaan jangan terlalu konsentrasi untuk membuat burung gacor terlebih dulu, tetapi buatlah burung merasa tenteram dengan sangkar dan lingkungan barunya.

Setelah burung mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, kemudian latihlah burung biar mau makan voer kering biar nantinya perawatannya lebih gampang dan tidak menyibukkan lantaran mesti senantiasa meyediakan pakan hidup setiap saat.

Setelah burung sudah merasa tenteram berada didalam kandangnya dan sudah tidak takut lagi dengan eksistensi Manusia disekitarnya, maka burung akan mulai bersungguh-sungguh berkicau.

• Mandikan burung Sikatan Jawa (Kipasan) secara terstruktur setiap pagi hingga lembap kuyup biar burung cepat jinak.

Setelah dimandikan, burung di angin-anginkan terlebih dahulu untuk mengeringkan bulu-bulunya sambil digoda dengan cara menyediakan jangkrik eksklusif dari tangan.

Awalnya burung Kipasan bakalan akan panik dan kelabakan, jadi kita sanggup menggunakan lidi yang agak panjang untuk menusuk jangkrik dan menyodorkannya pada burung.

Jika burung tetap tidak mau mengambil jangkrik pada lidi tersebut, letakkan saja jangkrik tersebut didalam cepuk khusus extra fooding (EF). Lakukan cara ini secara terus menerus hingga burung mau mengambil jangkrik eksklusif dari tangan kita.

• Agar burung Kipasan bakalan mau makan voer, cara melatihnya dengan mencampurkan voer halus dan kroto atau ulat hongkong yang dipotong-potong, perbandingannya voer 60% dan kroto/ulat hongkong 40%.

Campuran kroto/ulat hongkong di minimalisir porsinya sebanyak 10% setiap satu ahad sekali hingga burung sungguh-sungguh mau makan voer kering tanpa adonan kroto/ulat hongkong (UH).

Pantau terus perkembangannya, apabila kotorannya sudah berupa padat dan warnanya seumpama voer yang diberikan bermakna burung sanggup ditentukan sudah ngevoer.

• Sehabis dimandikan dan di angin-anginkan, kemudian burung dijemur ditempat yang terkena sinar matahari langsung. Posisi gantangan jangan terlalu tinggi dan jangan terlalu rendah, minimal berjarak 2 meter dari tanah.

Usahakan untuk dijemur ditempat yang ramai lalu-lalang orang biar burung sudah biasa dengan eksistensi Manusia. Durasi penjemuran cukup 2 jam saja berkala setiap hari.

• Setelah akhir dijemur, gantang burung ditempat yang teduh atau di bawah pohon yang rindang untuk di angin-anginkan.

Coba sodorkan jangkrik dengan tangan atau lidi. Kalau burung belum mau menyantap jangkrik eksklusif dari tangan kita, letakkan saja jangkriknya didalam cepuk.

• Setelah di angin-anginkan selama beberapa saat, pindahkan ditempat yang kondusif dan banyak lalu-lalang orang biar burung cepat menyesuaikan diri dan sudah biasa dengan lingkungan Manusia, sehingga nantinya burung tidak takut berkicau meskipun banyak orang disekitarnya.

• Sore harinya bersihkan kandangnya dari kotoran dan sisa masakan yang tercecer biar burung sanggup beristirahat dengan nyaman, karna kotoran dan sisa masakan sanggup membuat anyir yang tidak sedap. Ganti air minumnya dengan yang gres dan berikan jangkrik lagi dengan tangan atau lidi.

• Setelah selesai, masukkan burung kedalam rumah untuk beristirahat dan jangan lupa kandangnya dikrodong biar burung sanggup beristirahat dengan tenang. Perdengarkan bunyi masteran dengan volume yang kecil saja.

• Lakukan cara di atas secara berkala dan konsisten hingga burung sanggup menyesuaikan diri dan mau menyantap voer total. Setelah burung mapan niscaya akan mulai bersungguh-sungguh berkicau.

Baca juga: Perbedaan fisik Tledekan Gunung dan Tledekan Bakau

Demikian sedikit isu wacana kiat perawatan burung Sikatan Jawa/Kipasan bakalan biar cepat bunyi yang sanggup kami sampaikan pada postingan kali ini. Untuk isu lain seputar burung ocehan, sanggup dibaca pada postingan lainnya.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Subscribe to receive free email updates:

PRIVATE GOOGLE SEARCH