Murai Batu mabung/ngurak |
- Mabung/ngurak merupakan siklus alamiah yang hendak di alami oleh semua jenis burung setiap tahunnya. Mabung merupakan proses pergeseran bulu renta yang hendak di gantikan dengan tumbuhnya bulu-bulu baru. Proses alamiah ini terjadi setiap tahun pada nyaris semua jenis burung tergolong Murai Batu (MB).
Di alam bebas, Murai Batu (MB) akan mengalami masa mabung/ngurak pertama pada di saat usia 9 bulan. Mabung permulaan ini merupakan pergeseran bulu trotol menjadi bulu dewasa.
Baca juga: Perawatan khusus untuk Murai Batu trotol biar cepat ganti bulu dewasa
Tapi untuk Murai Batu (MB) hasil ternakan (breeding) akan mengalami masa mabung/ngurak jauh lebih singkat ketimbang Murai Batu liar yang hidup dihutan. Hal itu disebabkan lantaran perbedaan contoh hidup dan contoh makan antara Murai Batu ternakan dengan Murai Batu hutan.
Setelah lewat masa molting/mabung pertamanya, maka Murai Batu (MB) akan terlihat lebih gagah seumpama Murai Batu dewasa, lantaran bulu-bulu trotolnya sudah tidak terlihat lagi, dan lazimnya cuma menyisihkan bintik-bintik kecoklatan pada belahan segi sayapnya. Setelah mengalami mabung pertamanya, burung Murai Batu akan mengalami mabung lagi sehabis 6 bulan hingga 1 tahun kemudian.
Waktu wajar bagi Murai Batu (MB) untuk menyelesaikan masa mabungnya dari mulai jatuh bulu pertama hingga lepasnya bulu sayap terakhir lazimnya membutuhkan waku sekitat 3 bulan, namun ada juga yang lebih lama. Hal itu terjadi pada Murai Batu yang mengalami macet mabung, dimana mabungnya terhenti sebelum seluruh bulu-bulu tuanya rontok semua.
Ada banyak aspek yang sanggup menyebabkan Murai Batu (MB) mengalami macet mabung, di antaranya lantaran tertekan dan juga lantaran kurangnya asupan nutrisi yang diinginkan burung Murai Batu pada di saat masa mabung/ngurak sehingga metode metabolisme tubuhnya terusik dan menyebabkan gagal mabung.
Oleh lantaran itu, pada di saat Murai Batu (MB) dalam masa mabung/ngurak sebaiknya burung di asingkan/di isolasi dan jangan banyak diusik dahulu biar lebih hening dan tenteram sehingga proses mabungnya sanggup berjalan dengan normal.
Pemberian pakan, minum dan tambahan fooding (EF) juga mesti senantiasa diamati biar jangan hingga kekurangan, demikian juga dengan kebersihan kandangnya, lantaran pada di saat mabung/ngurak, fisik Murai Batu (MB) dalam keadaan yang lemah sehingga sungguh rentan kepada serangan penyakit.
Berdasarkan pengalaman dari para penggemar Murai Batu (MB), bahwa sebagian besar Murai Batu yang terlalu sering memakan kroto, ternyata bulu-bulunya condong akan menjadi cepat kusam. Selain itu masa mabungnya juga akan berjalan lebih usang dari masa normalnya. Hal itu dikarenakan tingginya kandungan protein pada kroto yang sanggup meningkatan daya tahan badan dan stamina Murai Batu, sehingga masa mabungnya menjadi lebih usang dari yang seharusnya.
Baca juga: Manfaat kroto untuk Murai Batu
Tips untuk menangani Murai Batu (MB) yang macet mabung:
• Tempel Murai Batu jantan yang macet mabung dengan Murai Batu betina dengan jarak sekitar 1 meter selama 1 minggu. Setelah itu pisahkan keduanya sejauh mungkin, maka dalam waktu beberapa hari kedepan Murai Batu jantan yang macet mabung tersebut akan kembali mabung/ngurak.
• Mandikan Murai Batu (MB) yang mengalami macet mabung hingga berair kuyup, dan jangan dijemur. Setelah beberapa menit kemudian burung pribadi dikerodong. Lakukan cara ini berkala saban hari hingga Murai Batu menampilkan gejala mabung lagi gres hentikan cara tersebut.
• Perbanyak proteksi ulat hongkong (UH) atau sanggup juga diberikan larva tawon, lantaran pengaruh panas dari kedua tambahan fooding (EF) tersebut sanggup menolong mempercepat rontoknya bulu-bulu usang Murai Batu.
• Campurkan susu bubuk pada voer atau sanggup juga dicampurkan dengan kroto. Berikan susu bubuk hingga bulu-bulunya ambrol.
• Ganti voer yang lazim digunakan dengan voer ayam untuk mempercepat rontoknya bulu-bulu usang Murai Batu (MB). Hentikan proteksi voer ayam sehabis semua bulu-bulu tuanya rontok.
• Alternatif lain dengan menampilkan kuning telur angsa atau ayam kampung rebus.
Caranya: kuning telur diiris kecil-kecil biar lebih mudah disantap oleh Murai Batu (MB).
• Berikan irisan daun pandan didasar sangakarnya. Aroma harum daun pandan sanggup menampilkan pengaruh tenang, sehingga Murai Batu (MB) yang mengalami macet mabung/ngurak akan merasa lebih rileks sehingga sanggup konsentrasi menyelesaikan masa mabungnya.
Baca juga: Cara mengobati Murai Batu serak pasca mabung
Tanda-tanda permulaan pada Murai Batu (MB) yang hendak mengalami masa mabung:
• Bulu-bulunya terlihat kusam.
• Bulu ekornya terlihat pecah-pecah (nyerit).
• Murai Batu (MB) yang sebelumnya tekun berkicau (gacor) menjadi malas suara dan terlihat kurang aktif.
• Pada di saat ditrek, performanya menjadi tidak optimal dan bahkan bulu-bulunya kadang terlihat bangun (njabrik).
• Mulai ada bulu halus yang rontok, dan lazimnya yang rontok lebih dahulu merupakan bulu pada belahan kepala, namun sanggup juga bulu besar pada belahan sayap atau ekornya.
Perawatan Murai Batu (MB) pada di saat mabung/ngurak:
• Sebaiknya Murai Batu (MB) yang sedang dalam masa mabung lebih banyak dikerodong (full krodong). Hal itu selain untuk menghasilkan Murai Batu (MB) menjadi lebih tenang, juga untuk membuat lebih mudah proses pencucian bulu-bulu yang rontok lantaran tidak acak-acakan di lantai.
• Untuk sementara sebaiknya Murai Batu (MB) yang sedang mabung/ngurak tidak usah dijemur dulu. Sedangkan untuk mandinya sebaiknya jangan dipaksakan, cukup letakkan saja cepuk yang cukup besar didalam kandangnya biar Murai Batu sanggup mandi semaunya.
• Bulu-bulu sayap dan ekornya yang sudah rontok sebaiknya jangan pribadi dibuang dahulu lantaran kerap kali Murai Batu (MB) mematuki bulu-bulu tersebut untuk mengambil zat kalsiumnya untuk menolong proses perkembangan bulu-bulu barunya. Atau sanggup juga diberikan tulang sotong untuk menyanggupi keperluan kalsiumnya.
• Berikan tambahan fooding (EF) yang sanggup menolong proses mabungnya, sehingga bulu-bulu tuanya sanggup rontok semua dan perkembangan bulu gres akan lebih sempurna.
Pada di saat dalam proses rontok bulu, sebaiknya proteksi jangkrik dan kroto dikurangi dan lebih banyak diberikan ulat hongkong (UH) atau larva tawon, lantaran pengaruh panas dari ulat hongkong dan larva tawon sanggup menolong mempercepat rontoknya bulu-bulu renta Murai Batu.
Pada di saat proses perkembangan bulu-bulu baru, maka proteksi ulat hongkong (UH) mulai dilarang dan perbanyak proteksi jangkrik serta kroto biar bulu-bulu barunya sanggup berkembang lebih singkat dan sehat.
Sebetulnya Ekstra fooding (EF) terbaik untuk Murai Batu (MB) merupakan belalang hijau yang masih muda (belum memiliki sayap) yang banyak terdapat pada tumbuhan palawija, lantaran belalang tersebut kaya akan kandungan protein dan vitamin E yang berasal dari daun palawija yang dikonsumsinya. Tapi sayangnya di sekarang ini sudah susah untuk mendapat belalang hijau tersebut.
Jika tidak sanggup mendapatkan belalang hijau, maka alternatifnya dengan menampilkan pakan buah-buahan dan sayuran segar pada jangkrik sebelum diberikan pada Murai Batu.
• Pada di saat Murai Batu (MB) sedang dalam proses menumbuhkan bulu, utamanya pada di saat dorong ekor, sebaiknya laksanakan pemasteran untuk memperkaya bahan isiannya.
• Proses mabung/ngurak pada Murai Batu (MB) akan selesai pada di saat bulu ekor utama (lancur) sudah berkembang tepat (mentok) dan belahan bulu sayapnya sudah rontok semua, lantaran lazimnya Murai Batu akan menyisihkan 1 atau 2 helai bulu sayapnya meskipun sudah terlihat kusam dan berwarna kecoklatan. Jika bulu sayap tersebut sudah rontok dan bulu gres sudah berkembang sempurna, bermakna masa mabungnya sudah selesai.
Baca juga: Cara memperbesar panjang ekor Murai Batu
Demikian sedikit isu wacana permasalahan seputar Murai Batu macet mabung yang sanggup kami sampaikan pada postingan kali ini. Untuk isu lain seputar burung Murai Batu (MB), sanggup dibaca pada postingan yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih