Cara Melatih Murai Kerikil Bakalan/Muda Hutan (Mh) Biar Cepat Ngevoer

 Hal itu dikarenakan kian banyaknya Kicau Mania yang ingin memiliki Murai Batu dengan h Cara melatih Murai Batu bakalan/muda hutan (MH) mudah-mudahan cepat ngevoer
Burung Murai Batu

- Sekarang ini Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan (MH) laku manis dipasaran. Hal itu dikarenakan kian banyaknya Kicau Mania yang ingin memiliki Murai Batu dengan harga yang terjangkau, sehingga Murai Batu bahan/bakalan menjadi opsi mudah-mudahan kegemaran sanggup tersalurkan meskipun resikonya sungguh besar.

Murai Batu (MB) bahan/bakalan tangkapan hutan niscaya belum ngevoer dan masih sungguh liar (giras). Selain itu tingkat stressnya juga tinggi alasannya yakni mesti berpindah dari habitat aslinya ke lingkungan gres yang betul-betul asing.

Dalam merawat Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan (MH), kita mesti betul-betul telaten mudah-mudahan burung sanggup bertahan hidup. Hal pertama yang mesti dilaksanakan yakni mengajarkan Murai Batu bahan/bakalan untuk makan voer untuk mempermudah dalam perawatan selanjutnya.

Jika Murai Batu (MB) bahan/bakalan tidak di ajarkan untuk ngevoer, maka resiko kematiannya sungguh besar alasannya yakni kita tidak senantiasa sanggup mempertahankan ketersediaan pakan alaminya setiap saat, dan kalau hingga telat dalam menampilkan pakan berupa jangkrik, kroto dan ulat maka resikonya Murai Batu bahan/bakalan sanggup mati alasannya yakni kelaparan.

Baca juga: Penyebab kematian pada Murai Batu bakalan/muda hutan (MH)

Berikut ini cara melatih Murai Batu (MB) bahan/bakalan mudah-mudahan cepat ngevoer:

1. Ketika memutuskan Murai Batu (MB) bakalan, kita mesti percaya bahwa Murai Batu tersebut mau memakan tambahan fooding (EF) menyerupai jangkrik atau ulat hongkong (UH) yang kita diberikan. Caranya coba lempar jangkrik kecil atau ulat hongkong (UH) ke arah Murai Batu bahan/bakalan tersebut, jikalau jangkrik atau ulat hongkong (UH) yang kita lemparkan tersebut pribadi dikonsumsi memiliki arti kemungkinan besar burung tersebut sehat dan tidak memiliki permasalahan pada paruh, tenggorokan dan susukan pencernaannya (bukan hasil pancingan). Itu memiliki arti resiko permulaan sudah terlewati.

Baca juga: Ciri-ciri Murai Batu muda hutan pancingan

2. Setelah kita mendapat Murai Batu (MB) bahan/bakalan, kemudian tempatkan Murai Batu tersebut didalam sangkar kotak. Alasan kenapa memakai sangkar kotak, yakni untuk mempermudah membuka tatakannya di saat hendak membersihkan kotorannya, sehingga tidak menghasilkan Murai Batu bahan/bakalan glabrakan alasannya yakni ketakutan.

Pada tahap permulaan seharusnya Murai Batu (MB) bahan/bakalan ditaruh ditempat yang damai dengan dikerodong (full kerodong) untuk menghemat tingkat stressnya alasannya yakni gres berpindah ke lingkungan yang baru.

Pada masa penyesuaian ini seharusnya lokasi penempatatan sangkar jangan dipindah-pindah dahulu hingga Murai Batu (MB) bahan/bakalan tersebut ngevoer.

3. Sebelum Murai Batu (MB) bahan/bakalan dimasukkan ke dalam kandang, seharusnya Murai Batu tersebut dibasuh dengan air apalagi dahulu untuk menghemat tingkat stresnya.

Jangan lupa letakkan juga cepuk air yang cukup besar didalam kandangnya mudah-mudahan Murai Batu bahan/bakalan tersebut sanggup mandi sendiri di saat menginginkannya. Biasanya sehabis dibasuh, Murai Batu akan melanjutkan mandi didalam cepuk.

4. Setelah itu berikan kroto higienis yang diaduk dengan voer halus. Tapi jikalau tidak ada kroto sanggup juga menggnakan ulat hongkong (UH) atau ulat sangkar (UK) yang diaduk bareng voer halus.

Berikan kroto atau ulat yang diaduk voer halus tersebut sebanyak 3x dalam sehari yakni pagi, siang, dan sore. Bisa juga disertakan jangkrik yang sudah dibuang kaki-kakinya sebanyak 5 ekor pada pagi, siang dan sore hari dan jikalau voer terlihat sudah kotor, seharusnya secepatnya diganti dengan yang baru.

5. Sebaiknya gunakan cepuk pakan yang agak besar dan ditaruh didasar sangkar mudah-mudahan Murai Batu (MB) bahan/bakalan sanggup menyaksikan dengan terang lokasi makanannya.

Di alam bebas Murai Batu (MB) sering turun ke tanah untuk mencari makan. Makara pada tahap permulaan memang seharusnya kawasan pakan ditaruh didasar kandang.

6. Jika warna kotoran Murai Batu (MB) bahan/bakalan terlihat sudah sama dengan warna voer yang diberikan dan bentuknya sudah terlihat padat, memiliki arti Murai Batu tersebut sudah mulai mau makan voer halus.

7. Setelah Murai Batu (MB) bahan/bakalan sudah betul-betul mau makan voer halus, memiliki arti sudah saatnya untuk mulai mencampurkan sedikit voer berangasan mudah-mudahan nantinya Murai Batu sudah biasa menyantap voer kasar.

8. Setelah Murai Batu (MB) terpantau mau makan voer kasar, coba jangan berikan tambahan fooding (EF) dari pagi hingga siang hari, namun air minum mesti tetap disediakan.

Pantau apakah Murai Batu (MB) tersebut mau makan voer berangasan yang kita sediakan atau tidak. Jika Murai Batu tersebut mau makan voer berangasan tanpa adonan apapun memiliki arti Murai Batu tersebut sudah ngevoer total. Tapi jikalau ternyata Murai Batu sama sekali tidak memakan voer berangasan yang kita sediakan hingga siang hari memiliki arti Murai Batu tersebut belum ngevoer total. Segera berikan tambahan fooding (EF) mudah-mudahan tidak terjadi hal-hal yang tidak di kehendaki dan ulangi tindakan di atas hingga Murai Batu bahan/bakalan betul-betul mau makan voer polos tanpa adonan extra fooding (EF).

Baca juga: Tips memutuskan Murai Batu bakalan/muda hutan yang bagus

Demikian sedikit gunjingan ihwal cara melatih Murai Batu bakalan/muda hutan (MH) mudah-mudahan cepat ngevoer yang sanggup kami sampaikan pada postingan kali ini. Untuk gunjingan lain seputar burung Murai Batu (MB), sanggup dibaca pada postingan yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Subscribe to receive free email updates:

PRIVATE GOOGLE SEARCH