Perawatan Burung Hwamei/Wambi Agar Tekun Bunyi

Burung Hwamei/Wambi

- Burung hwamei/wambi ialah jenis burung ocehan yang berasal dari China selatan dan sungguh dipahami di kelompok kicau mania di Indonesia pada kala tahun 1990an. Nama hwamei sendiri berasal dari bahasa China yakni Hua Mei yang memiliki arti "alis dicat/alis berwarna" alasannya yakni burung ini memiliki bulu berwarna putih di atas matanya seumpama alis.

Karena kelebihan dan daya tariknya yang luar biasa, dengan bunyi yang sungguh nyaring dan beraneka ragam serta kecerdasannya dalam menirukan bunyi burung lainnya, burung hwamei atau wambi pernah merajai arena lomba dan memiliki kelas khusus serta tergolong burung kelas atas.

Posisi hwamei/wambi selaku burung kicau import kelas atas belum tergeserkan, namun akhir merebaknya problem flu burung ketika itu, import burung hwamei dari negara asalnya (China) sempat dihentikan. Dan bukan cuma untuk burung hwamei saja, burung-burung jenis yang lain yang berasal dari China juga mengalami hal yang sama.

Tapi kini import burung yang berasal dari China mulai kembali di buka, dengan demikian potensi burung hwamei untuk berkiprah kembali di arena lomba brung kicau kembali terbuka, tinggal menanti hingga ada EO yang berani membuka kelas khusus hwamei/wambi.

Pakan alami hwamei/wambi dihabitatnya yakni serangga, ulat dan binatang-binatang kecil lainnya. Burung ini memiliki ukuran badan -+ 25 cm, warna tubuhnya secara keseluruhan berwarna coklat kusam, kepala bab depan keputihan, pada bab sekitar mata (alis) terdapat warna putih yang mengelilingi mata dan memanjang ke belakang mata. Pada kepala bab atas dan tengkuknya terdapat garis kehitaman, pada ekornya terdapat garis membujur berwarna hitam, bab perut berwarna kuning kecoklatan, iris mata hitam, paruh coklat keabuan-abuan, dan kakinya berwarna coklat.

Antara wamei/wambi jantan dan betina bila dilihat sekilas dari bentuk fisiknya terlihat serupa dan agak sulit untuk membedakan antara jantan dan betina. Cara yang paling gampang untuk membedakan jenis kelamin burung ini yakni dengan menyimak suaranya. Burung Hwamei/wambi jantan memiliki abjad yang liar dan agresif, namun memiliki bunyi kicauan yang nyaring dan beraneka ragam serta berilmu menirukan bunyi burung lain. Oleh alasannya yakni itulah burung fighter ini dijuluki selaku burung Rocker alasannya yakni suaranya yang keras dan lantang dengan speed rapat seumpama musik Rock.

Sedangkan untuk burung Hwamei betina, bunyi kicauannya monoton dengan lagu yang cendrung diulang-ulang. Hwamei/wambi akan lebih manis bila dipelihara berpasangan jantan dan betina, namun kandangnya mesti dipisah dan wilayah menggantangnya dibentuk berjauhan agar keduanya tidak saling melihat, cukup saling mendengar suaranya saja. Karena bila kita memelihara hwamei/wambi sepasang, akan menghasilkan hwamei/wambi jantan lebih tekun berkicau alasannya yakni mendengar bunyi panggilan betinanya. Atau sanggup juga dengan memakai bunyi Mp3 burung hwamei/wambi betina untuk memancing burung jantan berkicau.

Baca juga: Ciri-ciri perbedaan burung Wambi jantan dan betina paling akurat

Hwamei/wambi yakni jenis burung fighter, sehingga bila mendengar bunyi burung hwamei lain meskipun dari kejauhan akan eksklusif menghasilkan burung ini bereaksi dengan mengeluarkan suara-suara andalannya. Burung hwamei/wambi tergolong burung yang gampang perawatannya, sama halnya perawatan burung-burung bertype fighter yang lain seumpama kacer dan murai batu, yang perlu diamati yakni menertibkan tingkat birahinya agar tetap dalam keadaan normal.

Dalam keadaan kurang birahi menghasilkan burung ini malas berkicau. Para penggemar hwamei/wambi memakai cara dengan menggandeng burung ini dengan hwamei/wambi betina sesekali untuk mempertahankan tingkat birahinya. Tapi bila terlalu birahi juga tidak baik untuk burung ini, alasannya yakni akan membuat hwamei gampang down mental ketika bertarung, dan pada biasanya apabila sudah kalah mental, agak sulit untuk memulihkannya. Selain itu ketika hwamei/wambi mengalami over birahi (OB) juga menjadi malas berkiau.

Perawatan harian untuk burung hwamei/wambi:

• Embunkan burung hwamei/wambi setiap jam 5 pagi untuk menghirup udara segar dan menikmati situasi pagi yang menjadi waktu favorit burung-burung liar untuk berkicau saling bersahutan. Dengan berkala di embunkan, burung wambi akan terpancing untuk berkicau dan cepat ngeplong.

• Jam 7 pagi burung dimandikan di keramba atau disemprot memakai sprayer tergantung kebiasanan.

• Setelah akhir dimandijan, burung diangin-anginkan dahulu untuk mengeringkan bulu-bulunya dan diberikan jangkrik sebanyak 5 ekor.

• Setelah bulu-bulunya kering kemudian burung dijemur ditempat yang tinggi (dikerek) selama 2 - 3 jam. Tujuannya agar burung wambi lebih damai bila berada ditempat tinggi, alasannya yakni burung ini sungguh garang dan liar serta sungguh sulit untuk dijinakkan. Kalau digantang ditempat yang rendah dan banyak kemudian lalang orang akan menghasilkan burung ini cemas dan tertekan yang berakibat burung tidak mau berkicau, dan bahkan sanggup lebih parah lagi alasannya yakni burung sanggup hingga terluka khususnya pada bab paruh dan kepala akhir menabrak jeruji sangkar.

• Sore hari burung perlu dimandikan lagi untuk mendinginkan suhu tubuhnya, dan juga untuk menertibkan birahinya agar tidak over, sehabis itu kita sanggup kembali menampilkan tambahan fooding (EF) berupa jangkrik 3 ekor dan ulat hongkong (UH) sebanyak 3 - 5 ekor.

• Kemudian burung dikerodong dan digantang didekat sangkar betinanya namun sama-sama dengan keadaan sangkar dikerodong hingga pagi hari.

Baca juga: Ciri-ciri Poksay Hongkong jantan dan betina yang akurat

Demikian sedikit warta wacana perawatan burung hwamei/wambi agar tekun bunyi yang sanggup kami sampaikan pada postingan kali ini. Untuk warta lain seputar burung kicauan, sanggup dibaca pada postingan lainnya.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Subscribe to receive free email updates:

PRIVATE GOOGLE SEARCH