Terapi untuk menangani Murai Batu macet bunyi Ada banyak aspek yang sanggup membuat Murai Batu macet bunyi, salah satunya yakni di saat memasuki masa mabung lazimnya burung ini akan menjadi malas bunyi. Tapi ada juga Murai Batu yang tetap gacor walaupun dalam keadaan mabung. Mabung/ngurak merupakan siklus alami yang mau di alami soleh emua jenis burung tergolong Murai Batu. Saat akan memasuki masa mabung, lazimnya burung Murai Batu akan menjadi lebih banyak diam, malas bunyi dan tidak aktif menyerupai biasanya. Hal itu masuk akal alasannya merupakan pada di saat mabung, burung Murai Batu memerlukan energi yang besar untuk mengakhiri proses pergeseran bulunya dari mulai merontokkan bulu hingga tumbuhnya bulu-bulu baru. Proses tersebut akan menyerap sebagian besar cadangan protein didalam badan burung. Oleh alasannya merupakan itu, Murai Batu yang sedang mabung perlu diberikan asupan nutrisi yang lebih banyak dari lazimnya dan mesti istirahat total paling tidak selama 3 bulan. Pada di saat mabung, burung Murai Batu (MB) mesti diberikan perawatan khusus dan di istirahatkan total agar masa mabungnya sanggup berjalan dengan wajar dan cepat selesai, sehingga performanya lebih optimal sehabis final mabung. Masa mabung akan ditandai dengan jatuhnya beberapa helai bulu halus dan akan disusul bulu-bulu besar menyerupai bulu sayap dan bulu ekor yang rontok setiap harinya. Jika burung Murai Batu (MB) sudah menampilkan gejala akan mabung, semestinya secepatnya laksanakan perawatan khusus mabung, khususnya pada di saat dorong ekor (dokor). Berikut ini cara merawat Murai Batu (MB) mabung, dorong ekor dan pasca mabung agar cepat tuntas: 1. Full kerodong Tempatkan burung Murai Batu (MB) yang sedang mabung/ngurak diruangan yang hening dan jauh dari bunyi burung fighter lainnya, khususnya burung sejenis yang gacor. Jauhkan burung Murai Batu dari hal-hal yang sanggup mengusik proses mabungnya, alasannya merupakan kalau Murai Batu merasa terusik dan tertekan sanggup menghalangi proses mabungnya, bahkan sanggup membuat macet mabung. Jika hal itu hingga terjadi, maka akan membuat perkembangan bulu-bulunya menjadi tidak tepat alasannya merupakan bulu-bulu lamanya tidak rontok semua namun bulu-bulu barunya sudah tumbuh, sehingga bulu-bulunya menjadi tidak rapi. Selain itu, imbas negatif yang terjadi pada Murai Batu yang gagal mabung lazimnya akan mempengaruhi performanya menjadi tidak sanggup maksimal, khususnya untuk Murai Batu yang dilombakan. Jadi untuk mengantisipasi hal itu, semestinya kandangnya dikerodong saban hari (full kerodong), dan buka kerodong cuma pada di saat menampilkan pakan dan air minum serta membersihkan kandangnya saja. Pada pagi hari, burung Murai Batu (MB) yang sedang mabung di angin-anginkan sebentar agar menghirup udara segar dan terkena sinar matahari pagi. Taburkan irisan daun pandan didasar kandangnya selaku aroma terapi agar burung Murai Batu merasa rileks sehingga sanggup mengakhiri proses mabungnya dengan sempurna. 2. Pemberian pakan dan extra fooding (EF) Pada masa perontokan bulu, minimalisir takaran proteksi jangkrik dan kroto dan berikan ulat hongkong (UH) dengan takaran yang lebih banyak, alasannya merupakan imbas panas yang ditimbulkan dari proteksi ulat hongkong sanggup menolong mempercepat rontoknya bulu-bulu usang Murai Batu. Berikan voer yang mempunyai kandungan telur dan madu pada komposisi bahannya selaku pakan utama untuk burung Murai Batu (MB). 3. Perawatan mandi dan jemur Pada di saat burung Murai Batu sedang merontokkan bulu, semestinya burung tidak dimandikan setiap hari, cukup dimandikan sepekan sekali atau dua ahad sekali saja, dan untuk penjemuran cukup ditangani selama 15 - 20 menit saja saban hari pada jam 07.00 pagi. 4. Perawatan di saat dorong ekor (dokor) Setelah sebagian besar bulu-bulu lamanya rontok dan bulu ekornya sudah berkembang beberapa cm, rubah settingan extra foodingnya dengan settingan dorong ekor. Tambahkan takaran proteksi jangkrik menjadi 10/10 pagi/sore, kroto segar diberikan saban hari dengan takaran 1 cepuk untuk sekali proteksi dan cacing juga sanggup diberikan sepekan sekali. Sebelum diberikan pada burung Murai Batu, olesi jangkrik dan kroto dengan minyak ikan apalagi dahulu agar bulu-bulu barunya berkembang lebih sehat dan mengkilap. Tapi kalau burung Murai Batu membenci dengan jangkrik dan kroto yang di olesi minyak ikan semestinya jangan dipaksakan alasannya merupakan sanggup membuat Murai Batu tidak mau makan jangkrik dan kroto lagi nantinya. Berikan juga buah pepaya selaku pakan selingan untuk memadai keperluan vitamin burung Murai Batu (MB). Tapi kalau burung Murai Batu tidak mau makan buah pepaya, alternatifnya dengan menampilkan pakan buah-buahan dan sayuran pada jangkrik apalagi dahulu sebelum diberikan pada burung Murai Batu. Berikan juga kuning telur ayam kampung/bebek/puyuh sepekan sekali, caranya ambil kuning telur yang sudah direbus seperlunya saja, lalu diiris kecil-kecil ditaruh didalam cepuk. Tujuan dari proteksi telur rebus merupakan untuk memadai keperluan protein burung Murai Batu yang sedang dorong ekor agar perkembangan bulu ekornya sanggup optimal dan berkembang lebih panjang. Pada di saat dorong ekor, perawatan mandi dan jemur tetap ditangani menyerupai perawatan mabung dan tetap full kerodong. Pantangan untuk Murai Batu yang sedang dorong ekor merupakan penjemuran yang berlebihan alasannya merupakan sanggup membuat bulu ekornya melintir atau keriting. 5. Pemasteran Masa mabung dan dorong ekor merupakan saat yang tepat untuk mengerjakan pemasteran ulang untuk memperkaya materi lagu Murai Batu (MB) alasannya merupakan burung lebih banyak membisu dan mendengar, sehingga akan lebih singkat merekam suara-suara masteran yang sering didengarnya. Agar lebih efektif, semestinya pemasteran ditangani dengan menggunakan burung-burung masteran yang gacor. Tapi kalau tak mempunyai burung masteran, sanggup juga menggunakan Mp3 bunyi burung ditaruh didekat sangkar burung dengan volume sedang pada di saat burung istirahat. 6. Perawatan pasca mabung Setelah bulu-bulu gres Murai Batu (MB) sudah berkembang tepat dan bulu ekornya sudah mentok, kerodong sudah sanggup mulai dibuka dan cukup dikerodong pada malam hari saja. Embunkan burung Murai Batu (MB) setiap pagi mulai jam 05.00 atau jam 05.30 untuk menghirup udara segar dan menikmati situasi pagi yang menjadi waktu favorit burung kicayan untuk berkicau dengan lantang. Dengan berkala di embunkan, burung Murai Batu yang gres final mabung akan mulai berkicau kembali dengan lantang (ngeplong) dan akan cepat gacor lagi. Mandikan burung Murai Batu (MB) saban hari didalam keramba atau sediakan cepuk khusus untuk mandi didalam kandangnya. Setelah final dimandikan, berikan extra fooding (EF) menyerupai settingan hariannya sebelum mabung, lalu angin-anginkan dahulu hingga bulu-bulunya kering. Setelah bulu-bulunya kering, lalu burung Murai Batu dijemur seperlunya saja. Durasi penjemuran mulai ditingkatkan dari yang semula 15 menit menjadi 30 menit saban hari mulai jam 07.00 pagi alasannya merupakan sinar matahari belum terik. Setelah bulu-bulu barunya kering/kuat, atau sekitar dua bulan pasca mabung, penjemuran boleh ditangani dengan durasi yang lebih lama, namun mesti ditangani secara bertahap. Untuk settingan extra fooding (EF) dikembalikan lagi menyerupai semula (sebelum mabung) dan tetap ditempel dengan burung-burung masteran agar burung Murai Batu kian fasih menirukan bunyi dari burung-burung masterannya. Pada masa rekondisi, semestinya burung Murai Batu (MB) jangan ditrek dahulu selama dua bulan hingga kondisinya betul-betul prima. Jika pada di saat mabung/ngurak diberikan perawatan yang cocok dan konsisten, maka proses mabungnya akan berjalan dengan wajar dan cepat tuntas, sehingga sehabis masa mabungnya selesai, burung Murai Batu akan kembali gacor dengan penampilan lebih optimal serta mempunyai bulu-bulu yang rapi dan mengkilap. Demikian sedikit pemberitahuan mengenai perawatan yang cocok untuk burung Murai Batu dorong ekor yang sanggup kami sampaikan pada postingan kali ini. Untuk pemberitahuan lain seputar burung Murai Batu (MB), sanggup dibaca pada postingan lainnya. Semoga bermanfaat Terima kasih
|