Ciri-ciri trotolan Murai Batu yang bermental fighter Jadi, jika berniat memelihara Murai Batu (MB) trotol, kita mesti siap mengorbankan waktu dan tenaga untuk merawat dan melatihnya lantaran kita tidak sanggup pribadi menikmati kemerduan suaranya hingga trotolan Murai Batu tersebut berkembang dewasa. Berikut ini kiat perawatan Murai Batu trotolan biar cepat ngeplong dan gacor: 1. Pemberian pakan Anakan/trotolan Murai Batu (MB) memerlukan lebih banyak asupan nutrisi untuk menunjang pertumbuhannya biar lebih optimal, oleh lantaran itu trotolan Murai Batu mesti diberikan pakan berprotein tinggi menyerupai jangkrik dengan takaran 8 - 10 ekor ditambah kroto segar dengan takaran 1 sendok makan setiap pagi. Kalau tidak ada kroto takaran jangkrik ditambah menjadi 15 ekor. Pada sore harinya berikan lagi jangkrik sebanyak 10 ekor tanpa suplemen kroto atau ulat kandang. Extra fooding (EF) cuma diberikan pada pagi dan sore saja, dan untuk pakan khususnya tetap diberikan voer didalam cepuknya. Baca juga: Pakan yang tepat untuk meloloh anakan Murai Batu 2. Mandi Seperti jenis burung kicau lainnya, Murai Batu juga menggemari mandi untuk menurunkan suhu tubuhnya dan mejaga kebersihan serta kesehatan bulu-bulunya. Tapi umumnya Murai Batu (MB) ternak agak sulit untuk mandi dikeramba, jadi mesti di ajari untuk mandi keramba sejak dini biar setelah remaja sudah biasa mandi keramba. Pada mulanya burung mesti dipaksa dengan cara ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam keramba dan dipancing dahulu dengan disemprot air biar mau mandi. Jika tidak di ajari sejak trotolan maka setelah remaja burung tidak akan mau masuk keramba untuk mandi. Berbeda dengan Murai Batu gampang hutan (MH), walaupun sudah remaja namun lebih gampang untuk mandi didalam keramba. Baca juga: Cara mengajari trotolan Murai Batu ternak untuk mandi keramba 3. Penjemuran Sebetulnya Murai Batu (MB) trotolan belum terlalu memerlukan penjemuran lantaran walaupun tidak dijemur burung akan tetap sehat dan aktif, bahkan suaranya juga lebih jernih dan ngeplong. Murai Batu trotolan cukup dijemur selama 15 menit saja pada jam 07.00 pagi untuk menghangatkan tubuhnya. Jadi untuk perawatan Murai Batu trotolan semestinya lebih terkonsentrasi pada proses perubahan bulunya dulu, lantaran yang kita inginkan di saat Murai Batu trotolan pastinya biar burung cepat berganti bulu dan terlihat gagah menjadi Murai Batu remaja. Untuk itu semestinya terapkan contoh perawatan menyerupai contoh perawatan Murai Batu remaja yang sedang mabung (ngurak). Baca juga: Cara merawat Murai Batu pada di saat mabung 4. Penempatan Penempatan juga ialah aspek penting dalam proses berkembang kembang trotolan Murai Batu, oleh lantaran itu semestinya burung diposisikan diruangan yang sirkulasi udaranya baik dan jangan berpindah-pindah wilayah dahulu untuk beberapa waktu. Usahakan jangan menempatkan Murai Batu trotolan diruangan yang pengap, panas, kurang cahaya dan sirkulasi udaranya buruk lantaran sanggup memicu trotolan Murai Batu menjadi tidak sehat, pertumbuhannya tidak normal, suaranya menjadi serak dan bahkan sanggup terkena serangan penyakit menyerupai tetelo. Baca juga: Cara mengobati Murai Batu kena tetelo dengan obat tradisioanal 5. Pemasteran Pemasteran untuk trotolan Murai Batu ternak ialah salah satu proses yang cukup penting biar nantinya setelah remaja Murai Batu tersebut memiliki bahan isian yang bervariasi, lantaran bahan isian Murai Batu ternak sungguh tergantung dari proses pemasteran yang dijalankan sejak burung masih kecil. Berbeda dengan Murai Batu muda hutan (MH) yang sudah memiliki bunyi isian alam. Murai Batu (MB) tergolong burung yang pandai terlebih jika usianya masih muda, sehngga sanggup dimaster dengan banyak sekali macam bunyi kicauan burung-burung lain sesuai kehendak kita. Tapi pastinya juga mesti menyesuaikan bunyi masteran dengan abjad bunyi Murai Batu yang dimaster. Agar trotolan Murai Batu memiliki bahan lagu yang variatif setelah dewasa, maka pemasteran menjadi point penting yang wajib dijalankan lantaran trotolan Murai Batu ternak tidak punya bunyi hutan. Lain halnya dengan Murai Batu muda hutan (MH) yang lahir di alam bebas pastinya sudah memiliki isian bunyi hutan yang dipelajari selama hidup dihabitat aslinya. Pemasteran untuk Murai Batu trotolan mesti dijalankan secara sedikit demi sedikit sesuai tingkat usianya. Pemasteran tahap pertama sanggup mulai dijalankan di saat anakan/trotolan Murai Batu berusia satu bulan. - Pemasteran trotolan Murai Batu usia 1 bulan: Suara masteran yang di ajarkan pada masa-masa permulaan ini semestinya yaitu suara-suara dari burung-burung kecil yang ngeroll menyerupai burung Kolibri Ninja, Gelatik Batu dan Pleci lantaran tipe suaranya tidak menghasilkan anakan/trotolan Murai Batu terkejut dan merasa tertekan. Keberadaan burung-burung kecil tersebut selain berfungsi selaku guru vocal juga sanggup menghasilkan mental anakan/trotolan Murai Batu menjadi lebih handal lantaran dari kecil merasa lebih lebih banyak didominasi dari burung-burung kecil yang berada disekitarnya. - Pemasteran trotolan Murai Batu usia 3 bulan: Setelah Murai Batu (MB) berusia dua bulan atau lebih, kita sanggup mulai mengajarkan suara-suara masteran yang lebih keras dan berkarakter nembak, menyerupai umpamanya bunyi burung Kenari, burung Tengkek Buto, dan burung Ciblek. Burung Murai Batu yang sudah diperdengarkan banyak bunyi kicauan dari banyak sekali jenis burung yang berlawanan akan memiliki bunyi isian yang bervariasi. Dengan begitu, nantinya burung akan lebih yakin diri dan tidak kekurangan bahan di saat dilombakan, lantaran Murai Batu yang cuma ngeban/ngukluk di saat dilombakan atau bahkan ngetem sering disebabkan lantaran tidak punya banyak bahan isian. - Pemasteran Murai Batu lepas trotol: Pemasteran untuk Murai Batu (MB) jangan cuma terhenti hingga pada usia tiga bulan saja, namun mesti terus dijalankan secara sedikit demi sedikit dan konsisten hingga burung Murai Batu lepas trotol dan menjadi dewasa. Setelah trotolan Murai Batu berganti bulu (lepas trotol), mulai laksanakan pemasteran dengan suara-suara tembakan panjang dan kasar, menyerupai bunyi burung Cililin, Lovebird, Kapas tembak dan Cucak jenggot. Karena pada usia remaja, mental Murai Batu (MB) selaku burung fighter sudah mulai terbentuk, jadi pemasteran dengan suara-suara berkarakter garang dan menekan tersebut selain untuk memperkaya bahan isiannya juga berfungsi untuk membiasakan Murai Batu mendengar suara-suara keras dan kasar. Kaprikornus di saat dilombakan, Murai Batu tersebut tidak akan merasa ketakutan dan frustasi lagi di saat mendengar suara-suara tembakan lawannya yang keras dan kasar. 6. Perawatan di saat mabung Trotolan Murai Batu ternak normalnya akan mulai berganti bulu remaja pada usia 3 bulan. Pada masa ini semestinya burung lebih banyak dikrodong hingga semua bulu-bulu trotolnya rontok semua. Pada masa perubahan bulu ini, minimalisir takaran proteksi jangkrik dan berikan suplemen extra fooding (EF) menyerupai ulat hongkong atau ulat sangkar untuk menolong mempercepat proses perontokan bulu-bulu trotolnya. Setelah bulu-bulu gres mulai tumbuh, berikan jangkrik dengan takaran yang lebih banyak, tambahkan juga kroto selaku santapan extra foodingnya dan stop proteksi ulat hongkong atau ulat kandang. Lakukan semua tahapan perawatan tersebut secara berkala dan konsisten biar Murai Batu trotolan sanggup berkembang dengan baik dan proses perubahan bulunya sanggup berjalan lebih singkat dan normal. Jika proses perubahan bulu ini berjalan dengan wajar maka setelah lepas trotol, Murai Batu akan mulai tekun bunyi dan ngeplong dengan bahan lagu yang sudah dipelajarinya selama ini. Tapi pada masa remaja ini, Murai Batu masih tetap akan merekam suara-suara yang sering didengarnya untuk melengkapi bahan isiannya, jadi semestinya tetap laksanakan pemasteran secara sempurna biar risikonya lebih maksimal. Dan seiring berjalannya waktu Murai Batu akan menjadi lebih gacor dengan isian yang lebih bervariasi. Baca juga: Perlakuan khusus untuk menghasilkan Murai Batu muda lebih fighter Demikian sedikit gunjingan ihwal cara merawat Murai Batu trotolan biar cepat ngeplong dan gacor yang sanggup kami sampaikan pada postingan kali ini. Untuk gunjingan lain seputar burung Murai Batu, sanggup dibaca pada postingan lainnya. Semoga bermanfaat Terima kasih |