Nama Agung Santoso sudah sangat terkenal di dunia budidaya burung walet. Dialah salah satu penggagas pengembangan aneka macam teknik dan metode budidaya walet dan namanya pun dikenal sebagai konsultan walet sohor, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negeri tetangga ibarat Malaysia dan Singapura.
Ketika ia ikut kursus budidaya semut penghasil kroto, ketertarikannya didorong oleh upaya menyediakan pakan walet dan juga murai kerikil yang mulai ditangkarkannya. Namun sebab ia lebih terfokus pada budidaya murai batu, maka penangkaran kroto pun ditinggalkan.
300 Pasang indukan murai batu
Penangkaran murai kerikil Om Agung untuk ketika ini dapat disebut sebagai terbesar di Indonesia sebab jumlah indukannya sudah ada sekitar 300 pasang.
Berada pada lahan seluas sekitar 2 ha, penangkarannya yang diberi nama Global Fauna Farm berada di Jl.Raya Mojosari – Pacet Km 9 tepatnya di Desa Sampang Agung Kecamatan Kutorejo Mojokerto, Jawa Timur.
Selain terbesar, penangkaran murai kerikil Global Fauna Farm juga termodern ditilik dari penggunaan aneka macam alat untuk pengolahan pakan, penetasan telur dan pembesaran piyikan.
Ditetaskan dengan mesin tetas
Untuk diketahui, semua telur yang dihasilkan oleh pasangan indukan murai kerikil di penangkaran Om Agung ditetaskan dengan mesin tetas yang dirancang secara khusus sehingga dapat memperlihatkan hasil tetas yang maksimal.
Jika dulu pengambilan telur-telur indukan dilakukan setiap hari Rabu, ketika ini semua telur diambil dua hari sekali. Ada satu atau dua telur di dalam sarang, pribadi diambil, dikumpulkan dan ditata di mesin penetas berkapasitas 250 telur.
Piyikan yang gres saja menetas diletakkan di inkubator dan diberikan bubur dari tepung yang sudah diracik secara khusus dengan mempertimbangkan aneka macam unsur nutrisi dan asam amino yang lengkap dan seimbang.
Dengan penangkaran modern itu, Global Fauna Farm dapat menghasilkan ratusan piyikan. “Pada bulan kemudian terhitung ada 380 ekor anakan, jantan betina,” katanya.
Seberapa canggih mesin tetas Global Fauna Farm
Ilmu penetasan murai kerikil Om Agung memang berawal dari pengalamannya dalam budidaya walet. “Namun secara umum penetasan burung murai kerikil lebih sulit, khususnya dalam memilih dan mengatur suhu, kelembaban dan kadar oksigen di dalam mesin tetas,” katanya.
Jadi mesin tetas ibarat apa yang digunakan? Berapa harganya? Tidak perlu dirinci di sini, yang niscaya untuk citra saja yaitu harga termometer yang digunakan. Karena keberhasilan dalam penetasan yaitu pada akurasi pengaturan suhu, kelembaban dan konsentrasi oksigen, maka Om Agung pun harus memakai termometer digital empat titik di belakang dan di depan koma. Maka diapun memakai termometer PAR produk AS yang harganya Rp. 70 juta.
Ha? Yang benar saja…. “Kalau untuk termometer tidak dapat tidak harus memakai yang dapat hingga 4 digit di belakang koma. Kalau yang 3 digit paling Rp. 15 juta. Kalau untuk higrometer (pengukur kelembaban-red) tidak begitu sulit. Produk Korea atau Jepang juga sudah cukup,” katanya.
Kalau termometernya saja perlu yang Rp. 70 juta, bagaimana dengan harga peralatan lainnya? Wallahu’alam. Yang jelas, Anda dapat menyakiskan penangkaran dan peralatan macam apa yang dipakai sebagaimana gambar yang saya upload di website ini, yang saya muat dengan ijin dari Om Agung dari website ia yang gres sepekan kemudian dibuat, globalfaunafarm.com.
artiekel selengkapnya baca omkicau.com