Sabung Ayam Online Taktik Super Garang Brasil Dan Trivot Sebagai Penyeimbang

Sabung Ayam Online Strategi Super Agresif Brasil dan Trivot sebagai Penyeimbang


Sabung Ayam Online Strategi Super Agresif Brasil dan Trivot sebagai Penyeimbang

Sabung Ayam Online - Brasil tiba ke Piala Dunia 2018 dengan dendam membara. Pada edisi sebelumnya, ketika mereka menjadi tuan rumah, Brasil secara tragis dipermak Jerman di semifinal. Di depan publik sendiri yang memadati stadion Mineirão, tuan rumah dipaksa menelan tujuh gol dari Die Mannschaft (lima gol bahkan dicetak dalam tempo 29 menit) dan hanya bisa membalas satu gol lewat Oscar. Itulah penampilan terburuk Brasil sepanjang sejarah sepakbola mereka.
Banyak perkiraan yang berkembang sehabis kekalahan tersebut. Sebagian besar menyampaikan bahwa Jerman kala itu memang berada di level yang berbeda, tidak hanya dengan Brasil, tetapi juga seluruh penerima turnamen, sebab mereka melaksanakan pendekatan lewat teknologi. Sementara bunyi lain menyebutkan, Brasil kalah sebab ketiadaan dua pilar utama mereka: Thiago Silva dan Neymar.
Kini banyak hal telah berubah dalam tim Brasil. Mereka bahkan menjadi negara pertama yang lolos ke putaran final Piala Dunia 2018. Hal itu dipastikan sehabis pasukan Tite tersebut meraih kemenangan 3-0 atas Paraguay di Arena Corinthians berkat lesakan Philippe Coutinho, Neymar, dan Marcelo.
Sementara menurut prediksi Opta, Brasil juga menjadi negara terfavorit untuk memenangkan Piala Dunia 2018. Mereka mendulang probabilitas 14,2%, diikuti Jerman dengan 11,4%, Argentina 10,9%, Prancis 10,5%, kemudian Spanyol yang berada di daerah kelima sebesar 9,3%.

4-3-4 dan Trivot Andalan Tite

Di bawah instruksi Adenor Leonardo Bacchi, biasa dipanggil Tite, Brasil kerap memainkan 4-3-3 sejajar yang berkembang menjadi 4-3-2-1 (4-5-1) kala bertahan. Formasi ini dirasa ideal untuk mengakomodir skuat yang ada sekaligus memberi stabilitas permainan. Adapun kemungkinan starting XI-nya antara lain: (GK) Allison; (CB) Silva - Joao Miranda; (LB) Marcelo; (RB) Danilo; (CMF) Casemiro - Fernandinho - Paulinho; (FW) Neymar - Jesus - Philipe Coutinho.
Catatan khusus Tite ada di sisi kiri, mengingat sektor inilah yang menjadi titik kelemahan, namun juga keunggulan Brasil. Duet Marcelo dan Neymar di sisi kiri Brasil memang memukau, namun keasyikan mereka dalam menyerang menciptakan lini pertahanan jadi sering menganga. Sebagai pencegahannya, Tite memplot tiga gelandang tengah (trivot) untuk bermain lebih dalam ketika bertahan.
Saat mengalahkan Jerman 1-0 dalam tubruk persahabatan simpulan Maret lalu, gugusan 4-3-2-1 tersebut menyampaikan hasil cemerlang bagi Brasil. Selain menang berkat gol tunggal Jesus (menit 37), sistem yang dibuat Tite sukses meredam seni administrasi Joachim Loew yang bermain menggunakan 4-2-3-1 dengan pendekatan intermediate block dan zonal marking.
Kala itu, Tite memainkan trivot andalannya (Casemiro - Fernandinho - Paulinho), yang diapit dua attacking winger, Willian dan Coutinho. Sementara di sektor bek sayap, Tite memasang dua pemain berpengalaman, Dani Alves dan Marcelo. Adapun dua bek tengah ada Silva dan Miranda, dengan Allison sebagai penjaga gawang.
Jerman yang bermain high pressing dengan duet jangkar pengatur tempo, Toni Kroos dan Ilkay Gundogan, beberapa kali sering kehilangan bola ketika masuk ke wilayah sepertiga lapangan penyerangan Brasil (attacking third). Kendati demikian, Jerman tetap unggul dalam penguasaan bola 59% berbanding 41%.
Transisi pertahanan yang digalang trivot Casemiro - Fernandinho - Paulinho berlangsung dengan cermat. Ketika Jerman bermain lewat sayap, baik Paulinho maupun Fernandinho yang berperan sebagai ball winning defenderakan bergeser ke sektor kiri dan kanan untuk merebut bola. Di tengah, Casemiro menjalani tugasnya sebagai anchor mandengan apik di depan kotak penalti Brasil.
Di sisi sayap, Coutinho dan Willian juga bermain lugas ketika bertahan maupun penyerang, dan sukses meredam agresifitas Leon Goretzka dan Leroy Sane yang notabene merupakan pemain-pemain dengan kemampuan akselerasi tinggi.
4-3-3 dengan pendekatan lain juga beberapa kali dilakukan Tite, salah satunya ketika melankoni tubruk persahabatan kontra Austria yang berakhir dengan skor 3-0 untuk kemenangan Brasil. Dalam tubruk yang digelar di stadion Ernst Happel tersebut, Tite memasang Coutinho sebagai kepingan dari trivot lini tengah, namun dengan kiprah sebagai playmaker.
Taktik ini bakal efektif jikalau Brasil bertemu lawan yang memungkinkan mereka untuk memainkan ball possesion. Terbukti anak asuh Tite begitu mendominasi jalannya pertandingan dengan penguasaan bola sebesar 65% dan 16 tembakan (10 sempurna sasaran).

Kuartet penyerang dan Beberapa Formasi Alternatif

Pada edisi Piala Dunia 2014, instruktur Luiz Felipe Scolari hanya membawa tiga striker dalam skuat Brasil: Hulk, Neymar, Fred. Mudah hanya Fred yang berperan sebagai striker murni nomor 9. Kini Tite mempunyai kuartet penyerang yang mempunyai kualitas individu kelas dunia dalam diri Neymar, Roberto Firmino, Jesus, dan Coutinho/Willian.
Untuk mengakomodir seluruh penyerangnya tersebut, Tite sanggup menggunakan gugusan alternatif 4-2-4 atau 4-4-2 ketika bertahan. Neymar dan Countinho berada di sisi sayap kiri dan kanan, sementara di depan Jesus sanggup berduet dengan Firminho. Formasi super ofensif ini sanggup dimainkan jikalau Brasil tengah dalam kondisi mengejar gol. Namun tentu saja terdapat risiko besar memainkannya mengingat hanya ada dua pivot yang berada di tengah.
Formasi alternatif lain yang sanggup dipakai Tite yaitu 3-3-1-3. Dengan pendekatan super ofensif juga, Brasil lebih sanggup mempunyai stabilitas melalui gugusan ini. Tiga bek tengah akan diisi Silva, Marquinhos, dan Miranda. Di tengah, trivot Casemiro - Fernandinho - Paulinho, kemudian Coutinho sebagai playmaker. Sementara tiga penyerang lain sanggup diisi Neymar, Jesus, Willian/Firmino.
Sabung Ayam Online Strategi Super Agresif Brasil dan Trivot sebagai Penyeimbang Sabung Ayam Online Strategi Super Agresif Brasil dan Trivot sebagai Penyeimbang
Infografik Peluang brazil
Tite sanggup menggunakan taktik ball possesion seperti yang dilakukan Pep Guardiola (baik ketika menangani Barcelona, Bayern Munich, maupun Manchester City, yang beberapa kali pula menggunakan 3-3-1-3) . Terkait hal ini, build up permainan mesti dimulai dari penjaga gawang. Beruntung, Brasil memilki Ederson Moraes yang mempunyai footwork ciamik, serta juga dilatih oleh Pep di Manchester City. Selain Neuer, sanggup dikatakan Ederson-lah kiper dengan kemampuan footwork terbaik ketika ini di dunia.
Pemain Brasil lain yang juga dilatih Pep di City, Jesus, pun menyampaikan bahwa kedua instruktur tersebut mempunyai beberapa kemiripan. Ia mengatakan: “Saya tidak melihat banyak perbedaan antara Pep dan Tite. Keduanya menyerupai berada di lapangan yang sama, kerap mengajukan pertanyaan mengenai taktik, mentransfer banyak intensitas ke tim, memikirkan bentuk permainan, dan bagaimana kita menekan (lawan)."
Hanya saja, dengan menggunakan gugusan 3-3-1-3 tersebut, Tite harus mencadangkan kedua bek sayapnya. Opsi tersebut dirasa nyaris tak mungkin mengingat ia mempunyai bek kiri terbaik dunia dalam diri Marcelo. Terlebih turnamen Piala Dunia bukan daerah yang pas bagi instruktur untuk coba-coba formasi.
Pep sempat mengomentari (sekaligus menyindir) keberuntungan Tite sebab mempunyai Jesus dan Firmino di tim Brasil. Sebagai catatan, animo ini Jesus mencetak 17 gol dalam seluruh kompetisi bersama City, sedangkan Firmino mencetak 27 gol sekaligus turut membawa Liverpool menuju final Liga Champions.
"Beruntung bagi Brasil bahwa mereka mempunyai dua striker luar biasa. Gabriel mempunyai energi, hasrat yang tinggi, pergerakannya… Saya pikir ini akan cocok seiring dengan bertambahnya usia. Firmino lebih tua, sudah bermain di daerah lain," kata Pep menyerupai dilansir Reuters.
"Saya bisa membayangkan menyerupai apa Brasil di Piala Dunia pada level media. Jika Anda memainkan salah satu (pemain), Anda harus memainkan yang lainnya, jikalau Anda memainkan yang lain, Anda harus memainkan yang satunya. Ini yaitu diskusi tanpa akhir. Itu dilema Tite, bukan dilema saya. Tapi ini perdebatan (serius)."
Terlepas dari keunggulan dan kelemahan dimiliki, Brasil jelas mempunyai peluang amat besar untuk meraih gelar kampiun dalam Piala Dunia 2018. Um, tapi bukankah Brasil memang selalu jadi unggulan?

Subscribe to receive free email updates:

PRIVATE GOOGLE SEARCH