Sabung Ayam Online Cinta Boleh Lewat, Kahitna Tak Akan Terganti

Sabung Ayam Online Cinta Boleh Lewat, Kahitna Tak Akan Terganti


Sabung Ayam Online Cinta Boleh Lewat, Kahitna Tak Akan Terganti

Sabung Ayam Online - Seandainya Yovie Widianto mengikuti jejak Oscar Peterson, salah satu musikus yang senantiasa ia dengar lagunya semenjak kecil, mungkin Yovie tidak akan dipuja wanita-wanita lintas generasi. Peterson ialah pianis jazz kulit gelap yang membuat Yovie menyayangi pedoman musik jazz. Seperti Peterson, Yovie nyaman memainkan piano. Ia kemudian mempelajari cara mengaransemen lagu dan membuat komposisi musik dari Elfa Secioria, musikus yang juga sepupunya sendiri.
Saat itu Elfa sudah menjadi musikus profesional. Ia mendirikan sekolah musik Elfa Music Studio dan membentuk grup band Elfa’s Singers pada tahun 1987. Yovie tidak tergerak untuk membentuk grup band serupa. “Bisa dikatakan saya membangkang. Keluarga juga sempat jengkel dengan keputusan saya tidak ingin bergabung dalam format bermusik yang telah dibangun Elfa. Saya ingin membuktikan jati diri dengan tetap menunjukkan bahwa saya menghormati guru saya,” tutur Yovie .
Pada simpulan 1980an, Yovie memperhatikan orang-orang yang ada di sekitarnya. Ia mengamati Hedi Yunus, murid sekolah musik Elfa, yang terlihat punya potensi cantik untuk jadi penyanyi. Yovie juga melihat keahlian beberapa pengajar Elfa Music Studio dan dan mengajak mereka bergabung untuk membuat grup musik. Ia mencomot beberapa anggota grup band lain. Yovie pun mengontak mitra semasa SMA, Carlo Saba, untuk bermusik bersama.
Pada 24 Juni 1986, sempurna hari ini 32 tahun lalu, Kahitna terbentuk. Anggotanya sembilan orang, yakni Yovie Widianto (piano), Hedi Yunus (vokal), Carlo Saba (vokal), Ronny Waluya (vokal), Dody IS (bass), Harry Suhardiman (perkusi), Budiana (drum), Andre Bayuadjie (gitar), Bambang Purwono (keyboad). Tiga diantaranya ialah vokalis. Mengapa tiga? Menurut Yovie, perbedaan abjad bunyi dapat membuat lagu jadi optimal.
Dalam artikel "Yovie Widianto Berkarya Dengan Penuh Ketulusan", Yovie menyebut bahwa nama grup band berasal dari bahasa Tagalog yang artinya "meskipun demikian".
“Waktu itu saya diharuskan serius bersekolah di Bandung. ‘Meskipun demikian’, main piano dan nge-band jalan terus,” kata Yovie dalam Kompas. Sang ayah Ingin Yovie jadi seorang diplomat. Ayah Yovie sosok yang keras, disiplin, dan sangat mementingkan pendidikan. Selepas SMA, Yovie mengambil pendidikan Hubungan Internasional di Universitas Padjadjaran, Bandung. Kegiatan mencar ilmu di kampus diselingi dengan bermusik dan membuat lagu.  
Lagu-lagu itu berangkat dari imajinasi dan kisah-kisah yang dialami Yovie atau mitra dekatnya. Kata-kata dan musik dapat terangkai ketika Yovie melaksanakan salah satu hobinya yakni berjalan kaki di kota Bandung. “Bandung ialah daerah romantis yang menyenangkan. Saya punya banyak kenangan indah sebagai pejalan kaki sejati di Bandung,” tulisnya lagi.
Berbekal Seandainya Aku Bisa Terbang, Kahitna berangkat ke Jakarta guna memperdengarkan lagu kepada sejumlah label rekaman. Perjalanan itu bukan hal yang menyenangkan. Tempo menulis bahwa Kahitna berangkat ke Jakarta dengan uang pas-pasan dan mesti sangat menghemat biaya makan. Lagu-lagu mereka ditolak oleh sejumlah produser musik karena tidak sesuai dengan tren pasar masa itu.

Menyihir Wanita Sejak 1990-an

Yovie tidak pernah berminat mengikuti tren. Kepada Kompas, ia berkata ingin membentuk pasar baru. Akhirnya, Musica Studio bersedia memroduksi album pertama Kahitna. Album Cerita Cinta dengan single "Cerita Cinta" hingga di pendengaran pendengar pada 1994. Mereka terbawa dengan lirik-lirik yang gamblang memberikan bunyi hati yang biasanya dipendam. Terutama bagi orang yang ingin mengajak pacaran, “Apabila kita memang harus bersatu mengapa harus ragu?”
Dari sana, Yovie yang mengaku bukan orang yang romantis, terus-terusan membombardir khalayak dengan kalimat berbunga-bunga yang dibalut denting piano. Tahun 1996 muncul "Cantik". Lagu yang membuat perempuan selalu merasa terpanggil dan terbuai. Lewat “Ada hati yang termanis dan penuh cinta, tentu saja kan kubalas seisi jiwa,” Kahitna mengingatkan pendengar bahwa perasaan suka mungkin dibalas suka.
Pada tahun yang sama, Yovie membantu doa umat yang jatuh hati dengan “Tuhan yakinkan beliau tuk jatuh cinta hanya untukku” dalam lagu "Andai Ia Tahu".
Komposer yang menulis sebagian besar lagu Kahitna ini paham dongeng cinta tak lengkap tanpa rasa sakit hati. Tahun 1998, ia membuat "Enggak Ngerti" dengan lirik andalan “Mengapa harus keyakinan memisah cinta kita, meski cintamu aku”. Lima tahun setelahnya muncul ‘Cinta Sudah Lewat’ yang mengambarkan kekerabatan yang tak mungkin dibangun alasannya ialah sang partner terlanjur terikat dengan orang lain. Awal 2000-an muncul "Aku, Dirimu, Dirinya" yang mengibaratkan cinta segitiga serta "Mantan Terindah".
Dalam waktu satu dekade, Kahitna merangkum bermacam-macam duduk kasus klise seputar korelasi cinta. Kadang lirik lagunya terkesan menggelikan, tetapi tetap saja penonton bersorak dan menyanyikan lagu dengan bunyi keras. Mereka meminta lagu-lagu itu dinyanyikan ketika konser.
Lagu favorit memang itu-itu saja, tetapi fans terus berganti. Semakin lama-semakin muda. Pemandangan ibu dan anak yang bersama menonton penampilan Kahitna bukan hal mengherankan. Dalam sebuah episode, tim program Sarah Sechan pernah mewawancarai sejumlah milenial yang sosoknya nampak mirip mahasiswa semester awal di universitas. Mereka tertambat dengan lagu-lagu Kahitna yang berdasarkan mereka melankolis dan galau.  
 Seandainya Yovie Widianto mengikuti jejak Oscar Peterson Sabung Ayam Online Cinta Boleh Lewat, Kahitna Tak Akan Terganti
Infografik Mozaik Kahitna

Merayakan Kegalauan

Mario Ginanjar, vokalis Kahitna yang bergabung semenjak tahun 2001, berkisah bahwa dirinya merasa terkejut ketika fans rela membeli tiket seharga jutaan rupiah. Padahal harga orisinil tiket konser sekitar Rp500 ribu. Ia mengingat waktu itu Kahitna telah menyanyikan tiga lagu dalam pertunjukan, tetapi para penonton tetap berdatangan. Hal tersebut terjadi ketika konser 25 tahun Kahitna.
Lima tahun kemudian, Kahitna menyelenggarakan Love Festival, konser 30 tahun Kahitna yang mendatangkan 20 musisi mirip Titi D.J., Raisa, Tulus, Isyana Sarasvati, Project Pop, dan The Overtunes. Mereka berkolaborasi menyanyikan lagu-lagu hit Kahitna. Sebagian bintang tamu memanfaatkan waktu untuk memberikan opini terhadap Kahitna.
Mereka mengisahkan 'kebaperan' yang muncul dari lagu-lagu cinta tersebut. Project Pop misalnya. Grup musik tersebut mengingatkan publik bahwa pernah membuat lagu "Gara Gara Kahitna" setelah menyadari salah satu personelnya tidak sengaja membuat lagu yang nadanya serupa dengan grup band itu, saking kerap mendengar lagu cinta karangan Yovie.  
Pada malam itu, mereka menjual 7000 tiket. Para penonton tiba dari generasi berbeda. Mereka menyaksikan tarian para vokalis yang mungkin sudah tidak selincah 10 tahun lalu. 
Mario berkata bahwa sekarang tujuan Kahitna sudah bukan membuat lagu-lagu fenomenal mirip dulu. Menghibur Soulmate, sebutan bagi penggemar Kahitna, ialah hal yang utama. Mario berkisah bahwa di bulan Juli ia hanya punya waktu libur selama empat hari. Sisanya diisi jadwal tampil di banyak sekali pertunjukan. Latihan intensif sudah bukan jadi hal yang mendesak. “Cantik dan Mantan Terindah sudah dinyanyikan selama bertahun-tahun,” katanya.
Bagi Mario, Kahitna bagaikan rumah rumah. “Kami punya kebebasan untuk berkarya. Saya rasa itu yang menyebabkan kami dapat bertahan lama,” tutur laki-laki yang bersama-sama tak pernah merencanakan untuk bergabung di grup band ini. 
Di mata Yovie, rumah itu juga berarti kebersamaan dengan kru-kru dan manajer yang dibangun semenjak awal 1990an hingga hari ini.

Subscribe to receive free email updates:

PRIVATE GOOGLE SEARCH