Penyebab Dan Upaya Mencegah Janjkematian Murai Kerikil Bakalan Muda Hutan






Murai watu bakalan yang biasa Anda lihat di sejumlah pasar burung umumnya merupakan hasil tangkapan hutan dan jarang sekali yang berasal dari hasil breeding / penangkaran. Tidak mengherankan apabila murai watu bakalan yang Anda beli di pasar burung pada umumnya masih liar, belum jinak, atau belum menyesuaikan diri baik dengan lingkungan manusia, pakan, sangkar, dan aksesorisnya. Hal itu tentu berbeda dari MB  hasil breeding yang sepenuhnya sudah menyesuaikan diri dengan empat hal tersebut.

Karena masih liar, burung bakalan harus dijinakkan dulu, sehingga bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, termasuk pengenalan pakan kering (voer). Meski kita telah berupaya menunjukkan perawatan yang diperlukan, faktanya banyak penggemar murai watu yang merasa kewalahan saat menghadapi murai watu bakalan. Banyak di antaranya yang stres, mengalami kelumpuhan, dan bahkan mati.
Perawatan burung bakalan memang membutuhkan perhatian ekstra serius, terutama menjaga kondisi burung biar tetap di bawah garis stres. Karena stres yang terjadi pada burung bakalan bisa bermetamorfosis aneka macam bentuk gangguan lain hal yang tidak diinginkan, contohnya burung menjadi rentan sakit atau mati.
Upaya mencegah final hidup pada murai watu bakalan
Disebut upaya, lantaran tak ada seorang pun yang bisa memastikan berapa usang makhluk hidup bisa bertahan hidup. Tidak beda dari manusia, umur tumbuhan dan hewan sudah ada yang mengaturnya: Al Khaliq.
Merawat murai watu bakalan tidak hanya sekadar mengandalkan pada dukungan pakan tambahan / EF ibarat kroto, jangkrik dan ulat hongkong. Lebih dari itu, murai bakalan juga memerlukan perlakuan sempurna dari pemiliknya.
Bagian terpenting dalam perawatan murai watu bakalan ini yakni menyediakan vitamin B-kompleks yang sangat dibutuhkan burung-burung bakalan. B-kompleks yakni kumpulan aneka macam jenis vitamin B yang sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan burung-burung muda.
Defisiensi atau kekurangan vitamin B-kompleks bisa menyebabkan polyneuritis atau gangguan saraf, dengan tanda-tanda klinis antara lain kejang-kejang dan kelumpuhan. Ketika burung merasa stres, hal itu makin memicu keadaan tersebut.
Itulah sebabnya, mengapa kita sering melihat atau mengalami murai watu bakalan tiba-tiba terkulai lemah di dasar sangkar, tanpa mau makan dan minum, dan ujung-ujungnya mati. Kekurangan vitamin B-kompleks merupakan penyebab terbesar dari final hidup burung bakalan, bukan hanya pada murai watu saja.
Anda bebas memakai produk manapun yang memiliki kandungan vitamin B-kompleks, meski efeknya terhadap MB bakalan bervariasi sesuai dengan efektifitas dan keyakinan Anda sendiri.
semoga bermanfaat
sumber omkicau.com

Subscribe to receive free email updates:

PRIVATE GOOGLE SEARCH