Tidak sanggup dimungkiri, banyak penghobi yang lebih suka memelihara murai kerikil bakalan tangkapan hutan sehingga masih liar. Alasannya, burung akan lebih trengginas di lapangan, dengan stamina dan power maksimal.
Namun tidak gampang merawat burung tangkapan hutan ini. Diperlukan pengalaman serta kesabaran yang tinggi dan konsisten. Satu tahapan yang harus dilalui yakni menjinakkannya terlebih dulu biar lebih gampang dikelola sebagai burung lomba.
“Saya sudah melaksanakan survai ke beberapa penghobi wacana cara yang sempurna dalam merawat murai bakalan liar. Ada beberapa kunci yang sanggup kita pelajari bersama,” kata Om Rico.
Kunci pertama, usahakan burung sanggup sehat dulu atau terus hidup. Sebab murai kerikil bakalan rentan mati. Selain belum sanggup makan voer, kondisi murai bakalan cenderung lemah dan gampang stres akhir proses penangkapan di habitatnya dan perjalanan.
Tahap awal ini bahkan sanggup cukup menegangkan, alasannya yakni banyak penghobi yang gagal mengatasinya, sehingga burung mati hanya beberapa hari datang di rumah.
Untuk mengatasi kendala tersebut, Anda harus memberikan pakan yang disenanginya: kroto segar! Pemberian kroto segar dilakukan selama sebulan penuh. Sangkar yang dipakai pun harus berjeruji halus dan rapat, biar burung tak terluka dikala menabrak dinding sangkar.
“Selama proses adaptasi, burung harus dikerodong setiap hari . Penjemuran sebentar, yang penting asal kena sinar matahari saja,” terang Om Rico.
Jangan lupa berikan pula vitamin setiap hari, sesuai takarannya. Vitamin sanggup menyegarkan badan murai bakalan, dan mencegahnya dari serangan penyakit dadakan.
Apabila masa penyesuaian terselesaikan, dan burung dalam kondisi sehat, maka kita sanggup melangkah ke tahap perawatan. Bentuk perawatan memang sangat beragam, mulai dari memandikan, menambah pakan, buka kerodong, dan sebagainya.
Hal ini dimaksudkan biar burung semenjak dini sanggup mengenal lingkungan di sekitarnya, termasuk benda-benda di sekitarnya, pakan baru, perawat / pemilik, dan lain-lain. Dengan demikian, keliaran burung secara perlahan-lahan akan berkurang.
Untuk pakan, misalnya, kroto sudah sanggup dicampur voer yang nantinya akan menjadi pakan dasarnya. Caranya, basahi voer kemudian dicampur kroto dan diaduk-aduk sampai rata. Setelah itu, masukkan campuran pakan ini ke dalam satu wadah dan berikan kepada murai bakalan.
Air minum sanggup dicampur vitamin supaya burung tambah sehat dan antibodinya meningkat. Tahap ini biasanya membutuhkan waktu sekitar 2 – 3 bulan.
Tahap ketiga, kroto disediakan dalam cangkir tersendiri. Demikian juga pakan poer, diletakkan dalam wadah terpisah. Pemberian kroto bertahap dikurangi. Sebagai selingan, sanggup diberi jangkrik dan / atau ulat hongkong.
Kalau burung sudah berakal makan voer dan bermacam-macam jenis extra fooding (EF) ibarat kroto, jangkrik, dan ulat hongkong, maka inilah tahap selesai dari perawatan burung bakalan.
disunting ulang dari omkicau.com