Teknologi Oksigen Mengembangkan Buatan Ikan Gurame


Ragam Budidaya -Dengan sedikit kreativitas bak seluas 500 m2 itu lazimnya ditebar 500 kg gurami seukuran kemasan rokok. Tetapi, Sujadi, peternak, melepas 900 kilogram gurami ukuran sama. Walau populasi meningkat 80%, Sujadi memanen satu bulan lebih cepat. Ia mengangkat 2, 7 ton, tambah lebih tinggi ketimbang lazimnya yang cuma 1, 5 ton.

Malam merayap di Desa Glempang, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, di saat Sujadi duduk di pinggir bak gurami. Ia tidak sebatas nikmati embusan angin malam, tetapi mengamati gerakan beberapa puluh Osphronemus gouramy seukuran telapak tangan diatas permukaan air. Kilat yang nampak tiba-tiba, menyebabkan anggota famili Anabantidae itu terperanjat. Spontan kerumunan gurami itu bersembunyi dibawah permukaan air.

Oleh beberapa peternak, momen itu barangkali dikira umum. Tetapi, tak untuk Sujadi. Pria kelahiran 15 September 1954 mengkaji momen itu. 'Mengapa gurami terkejut di saat ada kilat? Lantaran gurami ada di permukaan air. Kenapa gurami ada di permukaan air? Oksigen terlarut barangkali rendah, ' paparnya berargumentasi.

Apakah benar sangkaan bekas guru Agama di SD Karangkemiri V, Cilacap, itu? Saat diukur pada jam 22. 00 - 05. 30, kandungan oksigen di bak Sujadi memanglah sungguh rendah, kurang dari 1, 6 ppm. Layak pada jam-jam itu gurami banyak yang timbul di permukaan air untuk hirup oksigen. Kandungan oksigen terlarut ideal untuk gurami 3, 5 - 5 ppm. Tipisnya kandungan oksigen di saat malam hingga pagi menyebabkan gurami riskan stres disebabkan timbulnya kilat. Untuk mengatasinya, pasokan oksigen mesti ditingkatkan.

Tehnologi oksigenisasi memperbesar populasi gurame
Tiga th. kemudian Sujadi mengaplikasikan jalan keluar itu : beli sebuah mesin pengisap udara. Suatu mesin digunakan untuk memasok oksigen 3 bak : 2 bak seluas 500 m2 serta sebuah bak 465 m2. Dari 45 bak kepunyaannya, cuma 3 bak yang jadikan uji coba. Menurut Sujadi mesin itu bahwasanya sanggup memasok 5 kolam. Dengan mengambil tehnologi oksigenisasi, populasi bak meningkat 80%.

Perumpamaan, bak 500 m2 ditebar 900 kg benih ukuran kemasan rokok. Atau sekilo terdiri atas 3 - 5 ekor. Lazimnya cuma 500 kg benih yang dilepaskan ke bak seluas itu. Kepadatan tebar menjangkau 50 - 60 ekor per m2 ; pada mulanya, 25 - 30 ekor per m2. Benih yang ditebar berupa tampelan dengan kata lain seukuran kemasan rokok, 1 kg terdiri atas 3 - 5 ekor. Penambahan populasi itu dibarengi balasannya ada penambahan pasokan oksigen.

Mesin penyedia oksigen dikaitkan ke pipa PVC berdiameter 4 inci yang membujur di pinggir kolam. Lalu pipa disambungkan ke pipa lain yang lebih kecil, 0, 5 inci. Di tiap-tiap bak selama 30 m ditanam 2 lajur pipa 0, 5 inci ( tengok infografis). Ukurannya selama kolam. Supaya tak melengkung, tiap-tiap interval 1, 5 mtr. pipa disangga sambungan T. Dari basic bak yang tidak disemen, tinggi pipa 30 cm. Kedalaman bak 1, 7 mtr..

Tiap-tiap interval 1 m, permukaan atas pipa dilubangi dengan diamater sungguh kecil. Tujuannya untuk menghasilkan gelembung hawa di saat mesin diaktifkan pada jam 22. 00 - 05. 30 tiap-tiap hari sepanjang pembesaran. Dari lubang di pipa 0, 5 inci keluar gelembung-gelembung hawa. Hasil pengukuran tunjukkan, kandungan oksigen terlarut meningkat signifikan, jadi rata-rata 3, 9 ppm.

Itu makin lebih sebatas cukup untuk kalua - istilah gurami di Kalimantan - yang membutuhkan oksigen terlarut sedikitnya 3 ppm. Menambahkan udara tersebut yang sungguh mungkin penambahan populasi. Terlebih di saat pembesaran 1 - 1, 5 bln. lebih singkat dari pada tiada tehnologi oksigenisasi.

Subscribe to receive free email updates:

PRIVATE GOOGLE SEARCH