SUARA KHUSUS yang akan dijadikan bunyi secara umum dikuasai pada murai kerikil yang akan kita master, dipilih berdasar kondisi lomba dan evaluasi dikala ini, yang perlu diubahsuaikan dengan jenis burung isian atau jenis bunyi masteran dan bagaimana mereka biasanya dibawakan murai kerikil di arena lomba.
Dibawah ini ialah bunyi masteran yang termasuk "haram" sbagai isian burung murai batu
1. Suara burung prenjak (padahal bila murai kerikil menyuarakan bunyi prenjak saya paling suka. Sayangnya, tidak akan menonjol atau disukai di arena lomba).
2. Suara patah-patah jalak suren (tajam sih tajam tetapi tidak menonjol alasannya jarang disuarakan secara panjang-panjang apalagi ngerol).
3. Suara patah-patah jalak kebo (wah janganlah).
4. Suara burung cucakrowo (ini apalagi, meski kadang bunyi cucakrowo tidak akan keluar ketika murai kerikil dilombakan).
5. Suara patah-patah/angkatan ciblek.
6. Suara patah-patah asli anis kembang.
7. Suara patah-patah aseli anis merah.
8. Suara burung kutilang.
9. Suara aseli burung cucak hijau.
10. Suara burung trucukan.
11. Suara ayam.
12. Suara siulan manusia.
13. Suara aseli burung kacer.
14. Suara blackthroat (jarang murai kerikil dapat sukses ngerol menirukan blackthroat).
15. Suara helda sanger.
16. Suara burung betet.
17. Suara aseli burung beo.
18. Suara perkutut.
19. Suara derkuku.
20. Suara kucing.
21. Suara anjing.
22. Dan semua bunyi yang sifatnya monoton pendek-pendek apalagi dengan frekuensi rendah (contoh gampang bunyi burung perkutut).
Banyak sekali burung yang hanya terlihat melongo padahal tidak mbalon atau tidak terlihat takut. Inilah. Burung pun suka mencar ilmu untuk menirukan suara-suara aneh yang ia dengar.
Kalau burung Anda “kurang piknik” dengan tidak banyak diperkenalkan dengan lagu dan jenis bunyi yang banyak dan variatif, ia akan menjadi “pendengar yang baik” di arena lomba. Artinya burung Anda hanya akan mencoba mendengar dan merekam suara-suara aneh yang gres didengarnya, alias membungkam saja.
Lain masalahnya bila burung Anda ialah burung istimewa, yakni dapat menirukan seketika suara-suara yang gres didengarnya, maka ia akan membuntuti lawan dengan bunyi yang justru ia tirukan dari lawan. Istilah jawanya ialah “numpangi”. Burung yang dapat “numpangi” bunyi lawan ialah burung istimewa dan biasanya bunyi tumpangannya justru lebih panjang dan bertenaga ketimbang burung lawan yang dikala itu sedang menjadi “gurunya”.
Oke. Demikian tips pendek ini biar bermanfaat.
artikel lengkap baca omkicau.com