Mengenal Tanaman Cabe Jawa | Ragam Budidaya -Tanda-tanda tumbuhan cabai jawa (cabé, Long Pepper ; Indonesian Long Pepper, Piper longum, Piper retrofractum), serupa dengan lada (Piper nigrum), kemukus (Piper cubeba), serta sirih (Piper betle), karena empat tumbuhan ini memanglah tetap merupakan satu genus. Genus piper sendiri terbagi dalam 1000 s/d 2000 spesies tumbuhan, berupa semak, herbal ataupun liana. Empat spesies piper tadi merupakan terna memanjat yang berkembang di tanah, tetapi batangnya melekat pada batang tumbuhan lain dengan akar lekatnya.
Daun cabai jawa sama juga dengan daun sirih, berupa jantung dengan lebar 6 - 10 cm. serta panjang pada 9 - 13 cm. Permukaan daun cabai jawa sedikit berlekuk-lekuk, tak licin menyerupai permukaan daun sirih. Pinggir daun rata, warna hijau gelap.
Sekilas buah cabai jawa serupa dengan es lilin mini, atau buah anthurium, dengan permukaan berbintik-bintik, yang mengisyaratkan kehadiran buah/biji. Buah cabai jawa berwarna hijau serta bakal beralih jadi merah di saat sudah masak. Lada, kemukus, serta cabai jawa, berdaging buah sungguh-sungguh tidak tebal tetapi manis.
Cabai jawa biasa dipanen di saat berwarna hijau kekuningan, serta tak menunggu sampai betul-betul merah. Sesudah dipanen, buah dikeringkan melalui cara dijemur dibawah sinar matahari. Sebelum bangsa Eropa peroleh Benua Amerika, cabai jawa merupakan mata barang jualan yang sungguh-sungguh utama. Peradaban Jepang, Cina, India, Timur Tengah serta Eropa, sungguh-sungguh bergantung dengan komoditas cabai jawa untuk satu diantara materi rempah, bersamaan dengan cengkeh, pala, kayumanis, kapulaga, kemukus serta lada.
Daun cabai jawa sama juga dengan daun sirih, berupa jantung dengan lebar 6 - 10 cm. serta panjang pada 9 - 13 cm. Permukaan daun cabai jawa sedikit berlekuk-lekuk, tak licin menyerupai permukaan daun sirih. Pinggir daun rata, warna hijau gelap.
Sekilas buah cabai jawa serupa dengan es lilin mini, atau buah anthurium, dengan permukaan berbintik-bintik, yang mengisyaratkan kehadiran buah/biji. Buah cabai jawa berwarna hijau serta bakal beralih jadi merah di saat sudah masak. Lada, kemukus, serta cabai jawa, berdaging buah sungguh-sungguh tidak tebal tetapi manis.
Cabai jawa biasa dipanen di saat berwarna hijau kekuningan, serta tak menunggu sampai betul-betul merah. Sesudah dipanen, buah dikeringkan melalui cara dijemur dibawah sinar matahari. Sebelum bangsa Eropa peroleh Benua Amerika, cabai jawa merupakan mata barang jualan yang sungguh-sungguh utama. Peradaban Jepang, Cina, India, Timur Tengah serta Eropa, sungguh-sungguh bergantung dengan komoditas cabai jawa untuk satu diantara materi rempah, bersamaan dengan cengkeh, pala, kayumanis, kapulaga, kemukus serta lada.
Juga lada hitam, yang disebut biji Piper nigrum muda utuh dikeringkan, kerap dikira sama juga dengan cabai jawa. Orang-orang Eropa, di saat itu memanglah beranggapan cabai jawa, serta lada hitam untuk komoditas bumbu yang sanggup sama-sama menukar. Juga beberapa pakar botani, di saat itu meyakini bantu-membantu cabai jawa, kemukus serta lada hitam tiba dari tumbuhan yang sama. Malah lada putih diprediksikan merupakan spesies tumbuhan sendiri, lainnya dengan lada hitam, kemukus serta cabai jawa.
Tak cuma terasa lebih pedas, cabai Chilli Papper, utamanya Hot Chilli Papper, juga lebih praktis dibudidayakan dengan cara massal di banding cabai jawa. Sesudah dibawa ke Eropa dari Amerika Tengah serta Latin, cabai Chilli Papper yang kemudian lebih di kenal untuk cabai rawit, cabai merah besar, cabai keriting, dan bermacam cabai yang lain, selekasnya jadi komoditas utama dunia. Terhitung di Indonesia. Saat ini, orang-orang malah lebih mengenali cabai rawit serta cabai keriting, serta terasa janggal dengan cabai jawa.
Cabai jawa, harus dibudidayakan dengan tiang atau pohon panjatan, menyerupai sirih, lada serta kemukus. Di Jawa Tengah, umumnya orang-orang menanam cabai jawa dengan merambatkannya pada pohon tumbuhan peneduh. Umpamanya lamtoro, gamal, serta dadap. Terkadang, cabai jawa juga ditanam dengan merambatkannya pada pohon buah menyerupai mangga, rambutan, serta duku. Walau memerlukan peneduh, cabai jawa tak mengharapkan naungan yang terlampau rapat. Walau membuahkan biji, cabai jawa tak sanggup dibudidayakan dengan benih generatif.
Benih cabai jawa selalu berupa stek, rundukan, serta pembelahan anakan. Untuk budidaya cabai Jawa banyak memakai benih stek. Ada dua jenis materi stek, yakni stek cabang (ruas) serta stek pucuk (tunas). Cabang yang dipakai untuk materi stek, harus berupa ruas produktif, yang tunasnya tetap hidup. Ruas renta yang tunasnya sudah mati, tak pas dipakai untuk materi stek.
Umumnya, stek disemaikan apalagi dahulu dalam kolam pasir yang terlindungi dari sinar matahari. Sesudah tunas serta akar mulai berkembang, stek dipindahkan ke polybag atau kantong plastik kecil, dan di taruh di daerah yang terkena cahaya matahari seputar 30%. Sesudah benih berkembang jadi anakan dengan daun serta akar cukup, gres dipindahkan ke lapangan. Walau cabai jawa mutlak memerlukan pohon untuk panjatan, beliau tak lagi berkembang baik jikalau ditanam dibawah tumbuhan yang lingkar batangnya sudah terlampau besar.
Tak cuma terasa lebih pedas, cabai Chilli Papper, utamanya Hot Chilli Papper, juga lebih praktis dibudidayakan dengan cara massal di banding cabai jawa. Sesudah dibawa ke Eropa dari Amerika Tengah serta Latin, cabai Chilli Papper yang kemudian lebih di kenal untuk cabai rawit, cabai merah besar, cabai keriting, dan bermacam cabai yang lain, selekasnya jadi komoditas utama dunia. Terhitung di Indonesia. Saat ini, orang-orang malah lebih mengenali cabai rawit serta cabai keriting, serta terasa janggal dengan cabai jawa.
Cabai jawa, harus dibudidayakan dengan tiang atau pohon panjatan, menyerupai sirih, lada serta kemukus. Di Jawa Tengah, umumnya orang-orang menanam cabai jawa dengan merambatkannya pada pohon tumbuhan peneduh. Umpamanya lamtoro, gamal, serta dadap. Terkadang, cabai jawa juga ditanam dengan merambatkannya pada pohon buah menyerupai mangga, rambutan, serta duku. Walau memerlukan peneduh, cabai jawa tak mengharapkan naungan yang terlampau rapat. Walau membuahkan biji, cabai jawa tak sanggup dibudidayakan dengan benih generatif.
Benih cabai jawa selalu berupa stek, rundukan, serta pembelahan anakan. Untuk budidaya cabai Jawa banyak memakai benih stek. Ada dua jenis materi stek, yakni stek cabang (ruas) serta stek pucuk (tunas). Cabang yang dipakai untuk materi stek, harus berupa ruas produktif, yang tunasnya tetap hidup. Ruas renta yang tunasnya sudah mati, tak pas dipakai untuk materi stek.
Umumnya, stek disemaikan apalagi dahulu dalam kolam pasir yang terlindungi dari sinar matahari. Sesudah tunas serta akar mulai berkembang, stek dipindahkan ke polybag atau kantong plastik kecil, dan di taruh di daerah yang terkena cahaya matahari seputar 30%. Sesudah benih berkembang jadi anakan dengan daun serta akar cukup, gres dipindahkan ke lapangan. Walau cabai jawa mutlak memerlukan pohon untuk panjatan, beliau tak lagi berkembang baik jikalau ditanam dibawah tumbuhan yang lingkar batangnya sudah terlampau besar.