Mengenal Banyak Sekali Istilah Dalam Murai Batu

MENGENAL BERBAGAI ISTILAH DALAM MURAI BATU
Sering kali kita mendengar beberapa istilah dalam dunia murai batu, mirip abangan, trotolan, bahan, setengah jadi, full kroto, ngebatman. Berikut beberapa klarifikasi beberapa istilah dalam murai kerikil tersebut.


Abangan murai batu yaitu sebutan untuk piyik murai kerikil yang gres menetas hingga berumur lima hari. Diistilahkan dengan abangan sebab mengacu pada beberapa jenis anakan burung yang gres menetas berwarna merah (dalam istilah jawa "abang"). Walaupun piyik murai kerikil yang gres menetas berwarna hitam, tetapi dominan penangkar menyebut piyik yang gres menetas hingga umur 5 hari dengan istilah abangan. Umumnya para pakar peloloh murai kerikil membeli abangan dari penangkar antara umur satu hingga lima hari dengan harga yang bervariasi tergantung umur abangan dan murai batu.


2. Murai Batu Trotolan
Murai kerikil trotolan yaitu sebutan untuk anak murai kerikil yang berumur diatas 12 hari hingga belum berganti bulu dewasa. Umumnya di belahan sayap murai kerikil trotolan terdapat bintik-bintik coklat dan berwarna burik hitam. Murai kerikil trotolan akan berganti bulu (mabung) dari trotolan ke bulu remaja pada umur 4-5 bulan.
Murai kerikil trotolan ada yang merupakan hasil penangkaran dan ada yang hasil tangkapan alam. Murai kerikil trotolan lebih cepat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, apalagi murai kerikil trotolan hasil tangkaran akan lebih gampang diajari makan voer.


3. Murai Batu Bahan
Murai kerikil materi yaitu sebutan murai kerikil hasil tangkapan dari hutan. Murai kerikil ini disebut juga dengan murai kerikil bakalan. Murai kerikil materi membutuhkan waktu lebih usang dalam proses pembiasaan disangkar harian dan lingkungan barunya dibanding murai kerikil trotolan. Biasanya murai kerikil materi gampang gerabakan dan menabrak jeruji sangkar untuk mencoba keluar dari kandang. Memelihara murai kerikil materi memiliki resiko selesai hidup yang tinggi dan membutuhkan pembiasaan dari kebiasaan terbang bebas di habitat aslinya ke dalam sangkar harian yang ruang terbangnya terbatas.
Kicauan murai kerikil materi biasanya terdengar pada waktu dini hari, saat suasana lingkungan masih sepi dan tidak ada orang disekitarnya.

4. Murai Batu Setangah Jadi
Murai kerikil setentah jadi merupakan sebutan untuk murai kerikil yang sudah sanggup menyesuaikan diri dengan lingkungan dan sangkar harian serta sudah terbiasa makan voer. Lompatan dalam sangkar harian juga sudah teratur dan tidak menabrak jeruji sangkar. meskipun masih takut orang.
Dari murai kerikil materi menjadi murai kerikil setengah jadi membutuhkan usang waktu yang bervariasi tergantung cepat lambatnya murai kerikil tersebut menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Murai kerikil setengah jadi sudah rajin berkicau baik pada pagi hari, siang, dan sore hari.

5. Murai Batu Jadi
Murai kerikil jadi yaitu murai batu yang sudah rajin berkicau. Berkicau tidak bergantung waktu, tidak takut orang dan jinak.
Murai kerikil yang sudah jadi akan melawan dan mengeluarkan bunyi kicauan dengan gerakan yang atraktif jikalau didekatkan dengan murai kerikil lainnya. Bahkan kalau mendengar bunyi kicauan burung lain maka burung tersebut juga akan pribadi berkicau membalas kicauan burung lainnya.


6. Ngepur
Murai kerikil ngepur yaitu sebutan murai kerikil hasil tangkapan dari hutan dan sudah diajari makan voer. Murai kerikil yang sudah makan voer terlihat dari kotorannya yang padat dan ibarat voer yang dimakannya. Beda dengan kotoran yang belum makan voer, yang cenderung encer dan berwarna putih serta ada sedikit hitam sesuai hidangan yang dimakannya, yaitu kroto dan jangkrik.


7 Full Kroto
Full kroto yaitu sebutan untuk murai kerikil yang tidak mekan voer. dan kesehariannya selalu memakan kroto dan jangkrik. Ada beberapa penghobi murai kerikil yang hanya memperlihatkan kroto dan jangkrik kepada murai batunya tanpa diberikan voer. Dengan dukungan full kroto diperlukan murai kerikil memiliki stamina badan yang baik sebab terpenuhi kebutuhan protein dan vitamin yang terkandung didalam kroto tersebut, sehingga murai kerikil sanggup menghasilkan bunyi yang lantang dan keras.


8. Ngebatman
Murai kerikil ngebatman yaitu murai kerikil yang sedang diadu membuka setengah sayapnya dan turun didasar sangkar tanpa mengeluarkan bunyi. Beberapa faktor yang mengakibatkan murai kerikil ngebetmen yaitu belum selesainya masa mabung tapi sudah diadu dengan murai kerikil lainnya. Kemungkinan lainnya juga akhir over birahi, sebab kelebihan pakan alami mirip jangkrik dan kroto.

Subscribe to receive free email updates:

PRIVATE GOOGLE SEARCH