Murai Batu Medan Super dan Fenomena Negatifnya
Di pasar burung berkicau tanah air, khususnya pasar burung Murai Batu, kita mungkin sering mendengar istilah MB Medan Super. Istilah ini diyakini muncul sebagai upaya dari sebagian besar pedagang untuk menarik minat konsumen dalam berburu atau membeli burung Murai Batu.
Di tahun 1980an, memang, pasar burung nasional khususnya Murai Batu, didominasi oleh MB-MB yang berasal dari wilayah Sumatera bab Utara, dan yang paling digemari yakni MB dari wilayah Bahorok.
Yang dikatakan sebagai MB Medan Super, yakni MB dengan postur badan besar dan panjang, ekor panjang dan sedikit tebal dengan bentuk daun yang juga lebar.
Sebagian besar hobbies juga percaya, bahwa MB Medan yang berasal dari wilayah Bahorok, yakni MB dengan kualitas sangat bagus. Ciri utama dari MB Bahorok ini yakni ujung ekornya melengkung atau menjuntai ke atas.
MB-MB ibarat ini memang terkesan indah untuk di pandang, tapi MB-MB ibarat ini jarang sekali sanggup tampil manis di lapangan.
Posturnya yang besar dan juga ekornya yang panjang serta tebal, diyakini menjadi handicap tersendiri untuk sanggup tampil manis di lapangan.
Makanya jangan heran, ada sebagian hobbies yang tetap memaksakan si MB dengan cara memotong sebagian ekornya biar sanggup tampil bagus.
Selain itu pengumbaran dan penjemuran yang optimal, juga dilakukan untuk melangsingkan badan dari MB-MB berpostur besar ini.
Hasilnya.....?????
Belum tentu MB-MB ibarat ini sanggup mendominasi lomba di lapangan.
Sebagian besar MB-MB yang sanggup mendominasi lomba yakni MB dengan postur relatif sedang dan ekor juga sedang dengan bentuk daun ekor kecil dan tipis.
MB-MB ibarat ini biasanya berkarakter degil dan mempunyai stamina manis untuk tampil dalam sebuah lomba.
Tubuh dan ekornya yang relatif sedang, akan sangat membantu si MB untuk sanggup tampil lebih konstan di lapangan.
Sekarang ini, dengan semakin terbukanya arus informasi, telah diketahui secara umum bahwa sebagian besar MB-MB yang beredar di wilayah Medan yakni MB-MB yang dipasok dan didatangkan dari wilayah NAD.
Banyak juga hobbies MB dari Medan yang tiba sendiri ke wilayah NAD, khususnya Banda Aceh untuk melaksanakan hunting.
Sekarang ini, juga telah terjadi pergeseran orientasi dalam pemilihan MB.
MB berpostur besar dan berekor panjang tetapi tebal tidak lagi diminati oleh hobbies lomba, alasannya yakni mereka yakin bahwa MB dengan model ibarat ini akan terlalu sulit untuk diperlukan sanggup tampil manis dalam lomba.
Dari klarifikasi di atas, sanggup disimpulkan adanya fenomena negatif dari MB-MB yang diberi label Medan Super.
1. MB-MB dengan postur besar dan ekor panjang serta tebal, berbagai dijumpai di wilayah NAD, khususnya dari wilayah pantai barat, selatan dan daerah bersahabat Taman Nasional Gunung Leuser.
MB-MB model ini, tidak terserap di pasaran lokal lantaran kurang digemari dan juga jarang sanggup bekerja secara optimal di lapangan, sehingga MB-MB ini terpaksa dilepas ke pasar luar, khususnya Medan.
Maka, diberilah label MB ini dengan sebuatan MB Medan. Di tangan para penjual, ditambahkan lagi labelnya menjadi MB Medan Super.
2. Sumatera Utara, kususnya Medan sudah tidak mempunyai lagi habitat MB yang sanggup menawarkan pasokan bagi kebutuhan hobbies MB di tanah air.
Dulu masih ada Langkat yang populer dengan Bahoroknya, tapi kini habitatnya sudah rusak total.
Juga masih ada daerah Padang Sidempuan yang berbatasan dengan Wilayah Sumatera Barat, tapi MB-MBnya sudah relatif langka, sama ibarat MB Pasaman yang habitatnya berdekatan dengan Sidempuan.
3. Jangan gampang tergoda bualan kata-kata MB Medan Super, alasannya yakni faktanya tidak ada MB Medan Super, dan jarang seakali ada MB dengan postur besar dan ekor panjang serta tebal sanggup moncer dan menjadi juara di lomba.
disarikan infomurai dari http://muraibatuaceh.blogspot.com