Siklus Hidup Dan Performa


JIKA kita pelajari siklus mahluk hidup terutama unggas dan khususnya murai kerikil maka akan kita temui dasar awalanya yakni telur, menetas, terotol, murai muda, murai dewasa, gacor, fighter teritorial dan persaingan, kawin, masa transisi, ganti bulu rutin dan masa istirahat.
Kita coba ulas siklus tersebut :
  1. Periode telur, menetas, terotol, murai muda hingga menjadi murai cukup umur ialah masa mencar ilmu dan berlatih untuk tumbuh menjadi MB cukup umur yang mapan, pada masa inilah peranan kita sebagai perawat sangat diperlukan. Bakat memang mendominasi namun rawatan kita juga tak kalah penting turut membantu perkembangan dari seekor murai kerikil kuncinya “berikan bahan isian/pemasteran yang anggun dan panjang panjang” sedari kecil, supaya warna bunyi tersebut menjadi bunyi dasar dan andalannya dikala dewasa  dan menjadi MB mapan nanti.
  2. Gacor, pada masa ini MB sudah mulai membuktikan jati dirinya sebagai burung fighter, dikala inilah intensitas pertolongan bahan isian lebih ditingkatkan lagi terutama bunyi suara tembakan tembakan, juga kesehatan fisik harus selalu diperhatikan dengan cara memakai sangkar umbaran untuk olahraga ataupun hanya sekedar media relaksasi saja, rutinitas mandi dan jemur tetap dijaga serta pemindahan kawasan atau suasana suasana gres mulai kita kenalkan dengan menggantung MB di beberapa kawasan yang berbeda, membawa dengan kendaraan baik roda dua ataupun roda empat.
  3. Fighter teritorial dan persaingan, sehabis melewati masa gacor, saatnya MB membuktikan kemampuan tarung bunyi yang sesungguhnya, dan ini ialah naluri alamiah dari burung bertipe fighter, pada masa ini ialah masa yang sangat baik untuk mulai melombakan dengan MB lainnya, dan pada masa inilah saatnya kita jeli dan mulai fokus mencari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh MB yang kita rawat. Jika bahan isian belum maksimal, maka maksimalkan pertolongan bahan isian menyerupai yang pernah kita bahas pada potongan pemasteran, bila mental tarung masih belum baik, jangan pribadi menyimpulkan bahwa MB tersebut tidak bagus, bisa jadi mentalnya belum begitu terbentuk baik dari segi usia ataupun siklus yang belum pas masanya.
  4. Masa kawin dan masa transisi, umumnya sehabis melawati masa persaingan teritorial MB secara naluri akan masuk pada ekspresi dominan kawin, membesarkan anak dan selang beberapa waktu kemudian ada yang mulai masuk masa transisi menuju pergantian bulu/mabung. Pada fase ini MB masih bisa dibawa lomba, walaupun terkadang tidak seagresif di fase fighter dan persaingan, namun sebaiknya bila kita mempunyai MB betina sebaiknya biarkan dikawinkan/breding saja sambil menunggu masa ganti bulu. Hindari melombakan MB dikala MB mempunyai anak, dikhawatirkan nantinya indukan jantan akan berlaku bernafsu kepada anaknya pada ekspresi dominan kawin selanjutnya.
  5. Masa istirahat, pada fase ini murni kita total mengistirahatkan MB, baik lomba ataupun breeding, bila kita langgar  biasanya contoh dan siklus MB kedepannya akan menjadi kacau dan tidak teratur, banyak insiden MB yang susah ganti bulu, mabung tidak tuntas, berhenti gacor dsb. Pada fase istirahat ini lebih baik kita konsentrasikan pada pertolongan EF yang baik dan optimal, cukupi kebutuhan nutrisi, gizi dan faktor pendukung kesehatan lainnya, dan sebisa mungkin MB lebih banyak istirahat dan mendengarkan bunyi masteran yang kita putar ataupun dekatkan dengan burung burung instruktur yang biasa kita gunakan. Konsentrasi saja pada dua hal tersebut yakni kebutuhan gizi dan pemasteran secara maksimal.
Agar lebih terang bisa kita perhatikan pada gambar siklus hidup murai kerikil yang saya buat dan ilustrasikan dalam tiga bentuk gambar, point utamanya ialah ingat dan pahami kapan dan bulan berapa MB yang kita pelihara mulai berganti bulu itu sebagai dasar hitungan kita, walaupun tidak semua MB memasuki masa ganti dulu dalam waktu yang sama.

Salam
Andri Asmari

Subscribe to receive free email updates:

PRIVATE GOOGLE SEARCH