Lincang

Lincang (Pycnonotus atriceps), Temminck, 1822, jikalau dilihat dari taksonominya, burung ini masih satu keluarga dengan kutilang, trucuk dan cucak rawa, juga dengan cucak jenggot. Burung ini mungkin kurang terkenal di kalangan penggemar burung di Indonesia. Burung ini punya bunyi yang khas berupa tembakan panjang, beberapa bahkan sanggup mengeluarkan tembakan yang rapat dan panjang.

Di pasar-pasar burung di pulau jawa, agak jarang kita menemukan burung ini, biasanya musiman, kadang sanggup tiba dalam jumlah puluhan ekor, tapi lebih sering tidak tersedia di pasaran. Sehingga kalaupun ada burung ini sering dipandang sebelahmata bagi peminat burung kicauan, mungkin disangka kutilang emas.

Family Pycnonotidae
Genus Pycnonotus
Species Pycnonotus atriceps (Temminck, 1822)
  • Pycnonotus atriceps atriceps (Temminck, 1822); Bangladesh, India Timurlaut hingga China sebelah baratdaya, Asia Timurlaut, Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Bali, Kalimantan dan Palawan
  • Pycnonotus atriceps hyperemnus (Oberholser, 1912); Sumatra, Simalur, Nias, Mentawai, Bangka dan pulau Belitung
    hyperemnus
  • Pycnonotus atriceps baweanus (Finsch, 1901); pulau Bawean
  • Pycnonotus atriceps hodiernus (Bangs & J. L. Peters, 1927); kepulauan Maratua (laut Sulawesi)
  • Pycnonotus atriceps fuscoflavescens (Andaman Bulbul), tapi terakhir dinyatakan sebagai species terpisah dengan nama Brachypodius fuscoflavescens.

Nama asing: Black-headed Bulbul
Nama lain: Lincang, Kelintang, Cucak Kuricang

Burung Lincang (Black-headed Bulbul, mempunyai mata biru, kadang berwarna hijau, seluruh permukaan badan berwarna kuning hingga ke sayap dan ekor dengan dibagian ujung ekor terdapat ban hitam. Bagian kepala hingga leher berwarna hitam serta paruh hitam.
Makanan favoritnya yakni buah-buahan kecil hutan, jikalau dipelihara sanggup diberi pisang kepok. Makanan lainnya yakni serangga kecil. Kebiasaan mencari makan di hutan secara berkelompok, terdiri sekitar 6 ekor kadang sanggup 20 ekor atau lebih.

Burung Lincang ini, awalnya dikenal dengan nama ilmiah Turdus atriceps oleh Temminck pada tahun 1822, lalu pada tahun 1996 oleh Sibley and Monroe, menurut fitur vokal, sikap dan morfologi dimasukkan ke dalam genus Pycnonotus, dengan nama ilmiah Pycnonotus atriceps. Namun pada tahun 2013 dalam Avibase taxonomic concepts, dimasukkan dalam genus Brachypodius dengan nama ilmiah Brachypodius atriceps alasannya di Andaman juga terdapat burung seakan-akan dengan kepala berwarna zaitun ((Brachypodius fuscoflavescens)), tapi lalu dikembalikan ke genus Pycnonotus.



Subscribe to receive free email updates:

PRIVATE GOOGLE SEARCH