Pada masa 130 juta tahun yang lalu, beberapa spesies burung primitif hidup dan menyesuaikan diri dengan empat sayap pada tubuhnya. Hal ini merupakan hasil riset terbaru tim palentolog asal China.
Temuan ini terungkap menurut hasil analisis yang dilakukan tim peneliti tersebut terhadap 11 spesimen fosil burung primitif bersayap empat yang ditemukan di Provinsi Liaoning, wilayah timur bahari China.
Dalam laporan hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science, tim peneliti yang dipimpin Zheng Xiaoting dari Shandong Tianyu Museum of Nature menyampaikan bahwa burung awalnya punya empat sayap sebelum "membuang" bulu yang ada di tungkai bawah.
Menurut peneliti, transisi evolusioner pada spesies ini "mungkin mempunyai tugas yang penting dalam proses evolusi terbang". Sayap pada tungkai atas dipertahankan alasannya bisa mendukung acara terbang lebih efisien.
Dugaan para peneliti, ketika itu nenek moyang burung ini sepertinya menggantikan bulu pada tungkai belakang mereka dengan sisik dan membuatkan kaki yang ibarat kaki burung modern. Burung juga tengah bersiap untuk memakai tungkai belakang untuk begerak di darat, mirip burung robin.
Spesies dinosaurus dengan tungkai berbulu yang pertama kali ditemukan di China berjulukan microraptor dan sinornithosaurus. Bulu besar di kaki microraptor dipakai untuk pergerakan di udara, kemungkinan besar untuk mempercepat terbangnya, atau meluncur di antara pepohonan atau terjun ke tanah.
Fosil burung primitif yang ditemukan kali ini meliputi beberapa kelompok sapeornis, yanornis, danconfuciusornis. Estimasi oleh Xu Xing, anggota tim dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology di Beijing, fosil-fosil itu diperkirakan hidup pada periode cretaceous awal.
Penemuan terbaru ini memang mengonfirmasi adanya burung bersayap empat pada garis korelasi burung. Akan tetapi, fungsi aerodinamis dari konfigurasi spesies-spesies ini masih menjadi perdebatan.
Zheng beropini bahwa sayap di tungkai bawah yang dimiliki oleh nenek moyang burung tersebut niscaya mempunyai fungsi. "(Ini mendukung) fungsi aerodinamis, mirip mengangkat badan burung, mempercepat laju, dan atau meningkatkan kemampuan manufer burung ketika sedang terbang," tulis Zheng dalam laporannya mirip dikutip oleh New York Times.
Hasil penelitian Zheng dan timnya menarik perhatian paleontolog lainnya, Mark A Norell. Paleontog dinosaurus di American Museum of Natural History di New York ini mengatakan, banyaknya kuburan fosil cretaceous China telah membuka pandangan akan keberadaan dinosaurus berbulu dan awal evolusi burung.
disadur dari :
http:/www.nytimes.com
http://sains.kompas.com/read/2013/03/19/09315112/Zaman.Dahulu.Burung.Punya.Empat.Sayap
Temuan ini terungkap menurut hasil analisis yang dilakukan tim peneliti tersebut terhadap 11 spesimen fosil burung primitif bersayap empat yang ditemukan di Provinsi Liaoning, wilayah timur bahari China.
Dalam laporan hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science, tim peneliti yang dipimpin Zheng Xiaoting dari Shandong Tianyu Museum of Nature menyampaikan bahwa burung awalnya punya empat sayap sebelum "membuang" bulu yang ada di tungkai bawah.
Menurut peneliti, transisi evolusioner pada spesies ini "mungkin mempunyai tugas yang penting dalam proses evolusi terbang". Sayap pada tungkai atas dipertahankan alasannya bisa mendukung acara terbang lebih efisien.
Dugaan para peneliti, ketika itu nenek moyang burung ini sepertinya menggantikan bulu pada tungkai belakang mereka dengan sisik dan membuatkan kaki yang ibarat kaki burung modern. Burung juga tengah bersiap untuk memakai tungkai belakang untuk begerak di darat, mirip burung robin.
Spesies dinosaurus dengan tungkai berbulu yang pertama kali ditemukan di China berjulukan microraptor dan sinornithosaurus. Bulu besar di kaki microraptor dipakai untuk pergerakan di udara, kemungkinan besar untuk mempercepat terbangnya, atau meluncur di antara pepohonan atau terjun ke tanah.
Fosil burung primitif yang ditemukan kali ini meliputi beberapa kelompok sapeornis, yanornis, danconfuciusornis. Estimasi oleh Xu Xing, anggota tim dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology di Beijing, fosil-fosil itu diperkirakan hidup pada periode cretaceous awal.
Penemuan terbaru ini memang mengonfirmasi adanya burung bersayap empat pada garis korelasi burung. Akan tetapi, fungsi aerodinamis dari konfigurasi spesies-spesies ini masih menjadi perdebatan.
Zheng beropini bahwa sayap di tungkai bawah yang dimiliki oleh nenek moyang burung tersebut niscaya mempunyai fungsi. "(Ini mendukung) fungsi aerodinamis, mirip mengangkat badan burung, mempercepat laju, dan atau meningkatkan kemampuan manufer burung ketika sedang terbang," tulis Zheng dalam laporannya mirip dikutip oleh New York Times.
Hasil penelitian Zheng dan timnya menarik perhatian paleontolog lainnya, Mark A Norell. Paleontog dinosaurus di American Museum of Natural History di New York ini mengatakan, banyaknya kuburan fosil cretaceous China telah membuka pandangan akan keberadaan dinosaurus berbulu dan awal evolusi burung.
disadur dari :
http:/www.nytimes.com
http://sains.kompas.com/read/2013/03/19/09315112/Zaman.Dahulu.Burung.Punya.Empat.Sayap